Upaya mempertemukan Dua Raja Solo Gagal

Reporter

Editor

Selasa, 8 Februari 2005 12:25 WIB

TEMPO Interaktif, Solo:Upaya sejumlah tokoh nasional untuk mempertemukan dua raja yang berseteru di Keraton Surakarta Hadiningrat gagal. Dalam pertemuan yang dilakukan di Restoran Diamon, Solo, Senin (7/2) malam, hanya Paku Buwono XIII Tedjowulan yang hadir. Sementara Paku Buwono XIII Hangabehi tidak hadir dan tidak mengirim wakilnya. Ada 20 nama tokoh nasional yang bermaksud menjembatani penyelesaian konflik pergantian tahta di Keraton Surakarta. Di antaranya Jenderal TNI (Purn) Kanjeng Pangeran Aryo (KPA) Wiranto Wirohadinagoro, KPA Abdurahman Wahid, KP Amien Rais, Jenderal TNI (Purn) KPA Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen TNI (Purn) Moerdiono Hadisapoetro, KP Akbar Tanjung, Jenderal TNI KPA Endriartono Sutarto, KP AM Fatwa. Ada pula nama KP Hari Sabarno, KPA I Gde Ardhika, KP Nabiel Makarim, KPA Da’i Bachtiar, KPA Ryamizard Ryacudu, dan lainnya. Dalam pertemuan yang dimaksudkan untuk mempertemukan dua kubu raja yang berseteru itu, para tokoh nasional tersebut diwakili oleh Wiranto, Moerdiono, Letjen TNI (Purn) KPA Bibit Waluyo, serta KP Haryono Suyono. Selain itu, hadir juga kalangan pejabat Solo seperti Wali Kota Slamet Suryanto, Kepala Polresta Ajun Komisaris Besar Lutfi Lubihanto, serta sejumlah anggota Komisi Kesejahteraan DPRD Jawa Tengah. Pertemuan yang dipimpin Wiranto dimulai pukul 20.00 hingga 23.00 WIB dan berlangsung tertutup. Hingga usai, hanya Paku Buwono XIII Tedjowulan yang hadir. Ia disertai sejumlah pendukungnya, di antaranya GPH Soeryo Wicaksono dan kerabat lain. Usai pertemuan, Wiranto menyatakan, sebagai pihak yang telah memperoleh penghargaan dari almarhum Sinuhun Paku Buwono XII, mereka merasa terpanggil untuk secara formal, kultural, dan spiritual mengambil bagian dan turut berperan dalam menyelesaikan masalah pergantian tahta di Keraton Surakarta. ”Permasalahan suksesi di Keraton Kasunanan semakin berlarut-larut. Karena itu kami terpanggil dan memiliki niat untuk membantu menyelesaikan persoalan ini,” kata bekas Panglima TNI itu. Ia mengakui, pada dasarnya masalah pergantian tahta keraton harus diselesaikan oleh kalangan dari lingkungan dalam keraton. Namun, perkembangan saat ini membutuhkan pihak ketiga yang benar-benar netral sebagai mediator penyelesaian konflik. Kubu Hangabehi tidak menjelaskan ketidakhadirannya dalam pertemuan tersebut. KP Eddy Wirabhumi, adik ipar Hangabehi, menyatakan khawatir pertemuan yang digagas Wiranto tersebut tidak netral sehingga pihaknya tidak hadir.Menanggapi kecurigaan tidak netral, Wiranto menyanggahnya. “Apa yang kami lakukan ini penuh dengan niat tulus ikhlas, tidak ada keberpihakan kepada salah satu pihak. Tidak ada tendensi politik tertentu,” kata dia.Wiranto menyatakan, kegagalan pertemuan ini tidak menghentikan upata mempertemukan kedua raja guna menyelesaikan konflik di Keraton Surakarta. (Anas Syahirul)

Berita terkait

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

29 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

51 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah

Baca Selengkapnya

3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

2 November 2023

3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.

Baca Selengkapnya

Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

20 September 2023

Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

Tanri Abeng menggelar talkshow yang membahas tentang wellness tourism dikaitkan dengan keberadaan 56 keraton di Indonesia.

Baca Selengkapnya

UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

19 September 2023

UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

29 April 2023

Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

Di Cirebon, terdapat 3 keraton yang memiliki sejarah yang unik, yakni Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Ini destinasi wisata di Cirebon.

Baca Selengkapnya

Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

28 Desember 2022

Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

Peristiwa konflik internal Keraton Surakarta yang memanas mewarnai pemberitaan media massa menjelang akhir tahun 2022

Baca Selengkapnya

Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

15 Oktober 2022

Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

Jika Anda ingin mencari kain batik dengan corak gaya modern, maka sangat direkomendasikan untuk pergi berbelanja di Batik Rumah Suryowijayan.

Baca Selengkapnya