Kabut Asap, Warga Pekanbaru Hirup Debu  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 10 Maret 2014 07:18 WIB

Pengendara melintas di kawasan yang diselimuti kabut asap pekat di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau, Rabu (26/2). ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Pekanbaru - Kualitas udara di Pekanbaru semakin memburuk akibat diselimuti kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan. Pantauan Tempo, papan Indeks Standar Polusi Udara di Jalan Sudirman malam ini, Ahad, 9 Maret 2014, berada pada angka 310 Psi atau berbahaya. "Udara yang dihirup saat ini bukan lagi asap, tetapi debu," ujar warga Pekanbaru, Rahmi Carolina.

Kabut asap memang tampak semakin pekat. Tidak cuma aroma asap yang tercium. Asap juga sudah membawa debu sisa kebakaran lahan. "Mata semakin perih kalau lagi berkendara," kata Rahmi.

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat Dinas Kesehatan Riau, Diwani, mengatakan asap sisa kebakaran lahan yang menyelimuti sejumlah wilayah ini mengandung Particulate Matter (PM-10) berlebih sehingga sangat berbahaya untuk kesehatan paru-paru.

Particulate Matter adalah istilah untuk partikel padat atau cair yang ditemukan di udara. Partikel dengan ukuran besar atau cukup gelap dapat dilihat sebagai jelaga atau asap. PM-10 merupakan partikel kecil yang berbahaya. Paparan PM-10 mampu mencapai daerah yang lebih dalam pada saluran pernapasan.

Kata Diwani, saat ini PM-10 sudah merusak kualitas udara Pekanbaru dengan tingkat pencemaran 310 Psi. Di lain pihak, kualitas udara dinyatakan sehat jika PM-10 berada pada angka 0-50 Psi. "Jika lebih dari 100 Psi sudah tidak sehat. Apalagi 200 Psi, sudah sangat berbahaya," ucapnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat sebanyak 33.300 warga Riau dari sejumlah kabupaten kota terserang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) akibat kabut asap. "Data tersebut diperoleh dari puskesmas dan rumah sakit di daerah dua pekan terakhir," katanya.

Diwani menyebutkan efek Ispa akibat paparan kabut asap yang mengandung PM-10 berlebih menyebabkan penyakit sesak nafas (asma), batuk-batuk, bahkan kanker paru-paru. Namun, untuk wilayah Riau, kata Diwani, dampak kabut asap kebanyakan dialami anak-anak serta berdampak pada iritasi kulit dan mata. "Dihimbau kepada masyarakat sebaiknya membatasi aktivitas di luar rumah, terutama bagi anak di bawah umur," ujarnya

RIYAN NOFITRA

Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum

Berita terpopuler lainnya:
Ternyata Ahok Bisa Disuap
Paspor Palsu Menambah Misteri Malaysia Airlines
Ada Jejak Avtur di Jalur Pesawat Malaysia Airlines
Kecelakaan Pesawat Malaysia Airlines Mirip Adam Air
Ayah Ade Sara Ingin Hafitd dan Assyifa Dihukum

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya