Asap membumbung akibat Ledakan terjadi di gudang amunisi Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut di Pondok Dayung, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, (6/3). banjarmasin.tribunnews.com
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Ronny Franky Sompie mengatakan pihaknya belum menerima permintaan Tentara Negara Indonesia Angkatan Laut untuk membantu penyelidikan latar belakang insiden ledakan gudang amunisi, senjata, dan bahan peledak Komando Pasukan Katak TNI AL Pondok Dayung, Tanjung Priok. (Baca: Kopaska, Pasukan Elite Pemilik Gudang yang Meledak)
"Sementara ini, menurut Kabareskrim Polri, belum ada permintaan dari TNI AL untuk bekerja sama," kata Ronny melalui pesan singkat kepada Tempo, Rabu, 5 Maret 2014.
Meski belum ada permintaan, kata Ronny, Badan Reserse Kriminal Polri telah menyiapkan tim Disaster Victim Identification (Identifikasi Korban Bencana) dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri untuk membantu menyelidiki penyebab insiden itu.
Selain itu, Bareskrim juga telah menyiapkan tim identifikasi dari Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Pusinafis) dan Tim Laboratorium Forensik Bareskrim Polri.
Ronny berujar, tim sudah bersiap sejak Rabu, 5 Maret 2014, di Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok untuk memudahkan apabila ada permintaan dari TNI AL.
Sebanyak 26 korban luka menjalani perawatan di Rumah Sakit Suka Mulya, Tanjung Priok; 35 korban di RS Port Medical Centre, Jakarta Utara; 20 korban di RS Angkatan Laut Mintoharjo, Jakarta Pusat, termasuk jenazah Sertu Imam; 3 korban di Dinas Kesehatan Komando Lintas Laut Militer, Jakarta Utara; dan 2 korban dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Koja.