Di Riau, Sudah 10 Ribu Hektare Lahan Terbakar

Reporter

Rabu, 5 Maret 2014 08:06 WIB

Lahan yang terbakar di Desa Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir, Riau, (29/6). Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau menyatakan, ada 16.500 hektar lahan terbakar dalam bencana kebakaran di Riau. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Satgas Pemadam Api Agus Irianto mengatakan peristiwa kebakaran hutan dan lahan sejak sebulan terakhir ini telah menghanguskan 10.502 hektare lahan baik milik masyarakat maupun perusahaan. "Dari lahan yang sudah terdata lebih 10 ribu hektare lahan terbakar," katanya, Selasa, 4 Maret 2014.

Adapun wilayah paling luas mengalami kebakaran lahan yakni Bengkalis mencapai 4.581 hektare, Meranti 3.498 hektare, Siak 988 hektare, Dumai 702 hektare, Indragiri Hilir 224 hektare, Pelalawan 164 hektare, Kampar 159 hektare, Indragiri Hulu 137 hektare, dan Kampar 159 hektare.

Menurut Agus, jumlah titik api yang muncul di sejumlah wilayah mencapai 133 titik api. Upaya pemadaman terus dilakukan dengan mengerahkan personel gabungan dari TNI, kepolisian, dan Manggala Agni.

Agus menyebutkan tim pemadam api saat ini memfokuskan pemadaman di wilayah Bengkalis, yakni Bukit Sembilan, Tanjung Leban, Cagar Biosger Giam Siak Kecil, dan Bukit Batu. Beberapa wilayah itu disebut penyumbang asap terbesar hingga ke Pekanbaru, sehingga mengganggu aktivitas warga dan jadwal penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II.

Sejak kemarin, dua helikopter water bombing belum mampu menembus titik api di wilayah tersebut akibat kabut asap terlalu tebal, sehingga menurunkan jarak pandang hingga 400 meter.

Namun, kata Agus, pemadaman dengan water bombing dapat dilakukan dengan bantuan helikopter Sirkovsky dari Rusia yang mampu menembus asap dengan kapasitas air mencapai 4 ton. "Hari ini helikopter Sirkovsky sudah melakukan pemadaman," ujarnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis Muhamad Jalal menyebutkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bukit Lengkung, Desa Tanjung Leban, Bengkalis, terus meluas. Rembetan api nyaris memasuki perkampungan warga. Kualitas udara semakin buruk akibat kabut asap sampai kini sudah 221 warga terpaksa dievakuasi ke posko pengungsian. "Sampai sekarang api belum tertangani," katanya saat dihubungi Tempo.

Menurut Jalal, para pengungsi terdiri atas 146 orang dewasa, 36 anak balita, dan 39 anak-anak usia sekolah. Hingga kini, diperkirakan 2000 hektare perkebunan sawit masyarakat ludes terbakar. Personel hanya bisa menangani api yang mendekati permukiman warga karena akses jalan sulit menuju titik api, belum lagi kendala tiupan angin kencang dan kesulitan sumber air membuat api cepat meluas.

RIYAN NOFITR



Terkait:


Seribu Warga Pekanbaru Salat Minta Hujan
Kualitas Udara di Riau Dinyatakan Sangat Berbahaya
Cagar Biosfer Riau Penyumbang Asap Terbesar

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

6 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

14 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

39 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

44 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

44 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

44 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

56 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya