Pensiunan Dirjen Ini Jadi Calon Hakim Konstitusi  

Reporter

Selasa, 4 Maret 2014 11:03 WIB

Dirjen Perundang-Undangan Kemenkum HAM Wahiduddin Adams. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat dan tim pakar hari ini kembali menggelar uji kelayakan dan kepatutan calon hakim konstitusi. Calon yang akan diuji adalah Frans Astani yang berlatar belakang notaris, bekas pejabat Kementerian Hukum Wahiduddin Adam, dosen hukum Universitas Hasanudin Aswanto, dan dosen hukum IAIN Syekh Nurjati Cirebon Sugianto.

Menurut anggota Komisi Hukum Ahmad Yani, proses uji kelayakan dan kepatutan hari ini masih akan sama seperti kemarin. Calon akan dicecar dengan pertanyaan delapan anggota tim pakar. "Kami serahkan semuanya ke tim pakar. Kami hanya memutuskan setuju atau tidak," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan itu saat dihubungi, Selasa, 4 Maret 2014.

Salah satu calon yang pernah menduduki jabatan di birokrasi pemerintah adalah Wahiduddin Adam. Dia menjabat Direktur Jenderal Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sejak 2010 dan pensiun pada awal tahun ini.

Wahiduddin bersama Mualimin Abdi, yang kini menjabat pelaksana tugas Dirjen Perundang-Undangan, kerap menjadi wakil pemerintah untuk memberikan keterangan dalam pengujian undang-undang terhadap UUD 1945 di Mahkamah Konstitusi.

Sebelum menjadi Dirjen, Wahiduddin menjadi Tenaga Perancang Peraturan Perundang-Undangan di Dirjen Hukum dan Perundangan-Undangan pada 1990. Kemudian kariernya terus meningkat menjadi Kepala Bagian Bimbingan Mental Biro Umum Sekretariat Jenderal, Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan, dan Direktur Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah. Selama menjadi dirjen, “Wahiduddin mengawal semua rancangan perundang-undangan sampai disahkan menjadi undang-undang,” tulis situs Kementerian Hukum.

Rekam pendidikan bekas dirjen itu antara lain pernah kuliah di jurusan Peradilan Islam Fakultas Syariah (Hukum) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1979), belajar De Postdoctorale Cursus Wetgevingsleer di Leiden, Belanda (1987), magister dan doktor Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1991 dan 2002). Lelaki ini juga belajar lagi di Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Jakarta (2005).

Lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 17 Januari 1954, Wahiduddin juga aktivis. Wahid pernah menjadi Ketua Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (1981-1984), Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (2004-2009), Wakil Ketua Komisi Hukum dan Perundang-Undangan Majelis Ulama Indonesia Pusat (2004-2009), dan Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Baznas (2004-2009).

Selama di Dirjen Perundang-Undangan, dia terlibat aktif dalam menyusun nasakah akademik, perancangan, dan menjadi tim asistensi pemerintah, antara lain dalam RUU Zakat, RUU Wakaf, RUU Perbankan Syariah, dan RUU Peradilan Agama.

INDRA WIJAYA | NUR HASIM

Terpopuler


Ruhut Sitompul: Jokowi Klemar-klemer Kok Nyapres?
Film Ini Menampilkan Yesus yang Seksi
Indra Sjafri: Fisik Pemain Timnas U-19 Dahs
yat













Advertising
Advertising



















Berita terkait

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

6 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

6 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya