Asap di Riau Akibat 7.000 Hektare Lahan Terbakar  

Reporter

Kamis, 27 Februari 2014 09:33 WIB

Ilustrasi Kebakaran Hutan. (ilustrasi: kendra paramita, rizal zulfadli)

TEMPO.CO, Pekanbaru - Dinas Perkebunan Provinsi Riau mencatat peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sejak tiga pekan terakhir telah menghanguskan 7.000 hektare lahan dan perkebunan. "Tidak hanya kebun milik perusahaan yang terbakar, tapi juga milik warga,” kata Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulher kepada Tempo, Kamis, 27 Februari 2014.

Zulher belum bisa menyebutkan jumlah kerugian akibat kebakaran itu. Namun warga pemilik kebun maupun yang bekerja sebagai buruh di perkebunan milik perusahaan terancam kehilangan mata pencaharian.

Menurut Zulher, lahan terbakar merupakan kawasan perkebunan sagu, karet, dan kelapa sawit di delapan kabupaten. Di Kabupaten Kepulauan Meranti 3.179 hektare. Di antaranya seluas 1.889 hektare milik warga, sedangkan 1.200 hektare milik perusahaan PT NSP.

Di Pelalawan, luas lahan terbakar mencapai 2.040 hektare, terdiri dari kebun sawit dan karet. Siak 876,50 hektare kebun sawit milik warga, Bengkalis 558 hektare kebun sawit, Indragiri Hilir 204 hekatera kebun sawit milik warga, Indragiri Hulu 50 hektare berupa semak belukar, Kampar 16 hektare lahan kosong, dan Kabupaten Kuantan Singingi 2 hektare lahan kosong.

Zulher mengaku kondisi kebakaran lahan di Riau sudah sangat darurat. Petugas pemadam api kewalahan karena kobaran api terus meluas akibat cuaca yang panas dan angin kencang. Apalagi yang terbakar lebih banyak kawasan lahan gambut. “Sumber air untuk memadamkan api juga sulit didapatkan," ujarnya.

Menurut Zulher, agar kebakaran tidak terus meluas, Dinas Perkebunan Provinsi Riau sudah meminta seluruh perusahaan perkebunan untuk membuat surat pernyataan tidak membakar lahan. Perusahaan juga diminta membantu penanggulangan kebakaran lahan di seluruh wilayah Provinsi Riau. "Jika masih melanggar, kami beri sanksi tegas. Kami cabut izinnya," ucapnya.

Pemerintah Provinsi Riau sudah menyatakan peristiwa kebakaran lahan dalam status darurat. Namun anggaran bencana Rp 10 miliar yang dimiliki dinilai masih kurang. Karena itu, pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana diminta ikut membantu mengatasinya. "Kami minta diberikan bantuan pesawat dan helikopter untuk melakukan pemadaman dari udara," tutur Zulher.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

44 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

49 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya