Sejumlah warga Kampung Kadupadang, Ds Ramea, Kec Mandalawangi, Kab Pandeglang, menyingkirkan bongkahan kayu yang terseret banjir bandang, Senin (8/4). Banjir bandang disertai longsor terjadi setelah daerah itu diguyur hujan lebat mengakibatkan 7 rumah warga hancur tertimpa bongkahan kayu dan 14 rumah lainnya rusak berat. ANTARA/Asep Fathulrahman
TEMPO.CO, Jakarta - Hujan lebat yang terjadi di Jayapura Papua sejak Sabtu malam, 22 Februari 2014 di Kota Jayapura Papua telah menyebabkan banjir bandang yang disusul longsor. Longsor dilaporkan terjadi kemarin malam sekitar pukul 19.00 WIT. Belasan warga tewas dalam peristiwa itu.
Kepala Pusat Informasi dan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan longsor terjadi di tiga lokasi yaitu Distrik Jayapura Utara, Distrik Abepura, dan Distrik Jayapura Selatan. "Korban jiwa dilaporkan meninggal 11 orang, sedangkan dua lainnya masih dalam pencarian," kata Sutopo, Senin, 24 Februari 2014.
Berdasarkan data sementara longsor menyebabkan 15 unit rumah rusak berat, dan 40 rumah rusak ringan. Saat ini masyarakat korban longsor memerlukan sejumlah peralatan pembersihan lumpur seperti truk, gerobak, cangkul dan linggis. "Masyarakat juga butuh bantuan pembangunan rumah yang hancur."
Saat ini BPBD kota Jayapura, bersama TNI, Polri, Badan Sar Nasional dan relawan sedang melakukan evakuasi dan pendataan menggunakan peralatan seadanya. Petugas juga tengah memberikan logistik pada pengungsi. Akses jalan dan fasilitas umum juga terus dibersihkan. Menurut Sutopo, hujan deras yang terus terjadi juga telah mengakibatkan banjir bandang yang membawa material berat. Material itu menghantam rumah penduduk. Banjir bandang berasal dari Sungai Ato, Sungai Anapri, dan Sungai Stm.