Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Surabaya- Pengamat politik yang juga pengajar Fakultas Ilmu Soaial dan Ilmu Politik Univerisitas Airlangga Haryadi berpendapat, pemanggilan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini oleh Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat menguntungkan Priyo Budi Santoso. Priyo, yang menerima langsung Risma di gedung Dewan, dianggap jeli melihat momentum.
Sebap pada pemilu legislatif April 2014 nanti Priyo, yang juga Wakil Ketua DPR, maju lagi sebagai calon legislator dari daerah pemilihan Jawa Timur 1 (Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo). "Yang diuntungkan dari kasus Risma ini bukan Partai Golkar, melainkan Priyo secara pribadi," kata Haryadi, Minggu, 23 Februari 2014.
Menurut Haryadi, dengan mengakomodasi keluhan Risma, Priyo berkepentingan mendapat simpati dari wali kota perempuan pertama di Surabaya itu. Keuntungan yang didapat Priyo, kata Haryadi, suaranya dalam pemilu bisa bertambah dari para pendukung Risma.
Dalam perspektif ini, ujar Haryadi, Priyo sebagai politikus Golkar sarat pengalaman memanfaatkan Risma yang sedang galau dan belum matang berpolitik. Dari sisi Risma, Haryadi menilai agak ceroboh dengan mengadukan masalah pemilihan wakil wali kota ke elit partai politik lain. Padahal Risma diusung oleh PDI Perjuangan. "Secara simbolik PDI Perjuangan ditelikung," kata Haryadi.
Sebelumnya, Risma dipanggi Komisi II DPR dan diterima langsung oleh Priyo. Pemanggilan Risma berkaitan dengan polemik pemilihan dan pelantikan Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana beberapa waktu lalu.
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
13 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.