Walikota Surabaya, Tri Rismaharini saat tiba untuk melaporkan masalah di Kebun Binatang Surabaya (KBS) di gedung KPK, Jakarta (20/1). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO , Surabaya--Tenaga ahli Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Jawa Timur, Madekhan Ali mengatakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani merupakan birokrat yang relatif bersih. Karir Risma menanjak, kata Madekhan, karena kinerjanya sehingga membuatnya populer di kalangan masyarakat menengah Surabaya.
"Adanya Risma sebagai wali kota juga bisa mengeliminasi korupsi di Surabaya," kata Madekhan ketika dihubungi Tempo Senin 17 Februari 2014.
Madekhan mengatakan kalau Risma mundur, koruptor dan sejumlah korporasi menunggu lemahnya pemerintahan di bawah komando Risma akan diuntungkan. Menurut dia, kalangan korporasi selama Risma menajabat sebagai Wali Kota sangat kesulitan mendapatkan izin penggunaan lahan di jalur hijau. Sistem tender, ujar Madekhan, juga semakin diperketat sejak jaman Risma.
"Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang selama ini lebih dikenal dengan E-procurement milik Surabaya menjadi percontohan Nasional," kata Madekhan.
Madekhan menambahkan pada era Risma keterbukaan dokumen, akses publik dan partisipasi publik serta proses pengadaan barang dan jasa lebih terbuka. "Saya takutnya jika Risma mundur, Surabaya akan menjadi lemah pada persoalan itu," kata Madekhan.
Risma, yang memimipin Surabaya sejak Oktober 2010, kini dilanda tekanan sejumlah kekuatan politik di ibu kota Jawa Timur itu. Salah satu tekanan justru datang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengajukannya sebagai calon wali kota, tiga tahun silam. (baca: Siapa Menggasak Surya-1)
Partai ini menyorongkan Wisnu Sakti Buana, Ketua PDIP Surabaya, sebagai wakil wali kota pengganti tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Risma. Lebih dari sekadar tak cocok, ada kepentingan bisnis di balik penetapan.
Risma menyatakan sama sekali tidak masalah jika harus mundur. "Saya sudah berikan semuanya," kata satu dari tujuh kepala daerah terbaik pilihan Tempo 2012 ini. "Capek saya ngurus mereka, yang hanya memikirkan fitnah, menang-menangan, sikut-sikutan." Ketika ditanya siapa yang dimaksud dengan "mereka", ia tak menjawab. (baca:Diisukan Mundur, Risma: Ndak..Ndak..)
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
3 hari lalu
Kemensos Lakukan Asesmen Biopsikososial Terhadap 284 ODGJ
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumba Timur, untuk memastikan penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
22 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.