Tri Risma Harini, Walikota Surabaya. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Surabaya - Membuat banyak gebrakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ternyata menerima sejumlah ancaman pembunuhan. Teror itu beraneka rupa, dari dicekik sampai dibunuh. "Enggak apalah, kalau pun saya harus mati, saya ikhlas," kata Risma dalam percakapannya dengan Tempo, Rabu, 12 Februari 2014.
Menurut Risma, banyak keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan e-Procurement, misalnya ada efisiensi 20-30 persen dan pengadaan barang bisa lebih 50 persen. Program ini juga dapat meminimalkan tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme karena peserta lelang tidak bertatap muka langsung dengan pejabat tertentu yang memungkinkan terjadi pungutan liar. Pihak pendaftar pun juga lebih diuntungkan dengan penghematan biaya dan waktu.
Wanita 52 tahun ini menginap di kantor selama enam bulan untuk merampungkan idenya itu. “Natalan, tahun baru, Idul Adha, aku di kantor,” ujarnya. Kerja kerasnya itu rupanya tidak sia-sia. Terbukti dari penghargaan E-Procurement Award yang dia terima dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Penghargaan itu diterimanya pada 2012 dan 2013. (baca: Kantor Dikosongi, Wali Kota Risma Bersiap Mundur?)
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
17 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.