Kerugian Pencemaran Laut Timor Rp 21 Triliun

Reporter

Sabtu, 15 Februari 2014 03:16 WIB

Ilustrasi. nytimes.com

TEMPO.CO, Kupang--Kerugian pencemaran Laut Timor akibat meledak minyak Montara di Blok Atlas Australia pada 21 Agustus 2009 silam, menyebabkan kerugian sebesar Rp 21 triliun bagi warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terkena dampak pencemaran itu.

"Kalau dihitung kerugian akibat pencemaran itu mencapai Rp 21 triliun per tahunnya," kata Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) Ferdi Tanoni ketika memberikan keterangan pers, Jumat, 14 Februari 2014.

Berdasarkan laporan komisi penyelidikan Australia, sekitar 2.000 barel minyak dan gas serta kondensat beracun lainnya bocor ke Laut Timor per hari dan telah mencemari lebih dari 90.000 kilometer persegi Laut Timor.

Laporan lainnya dari para ahli geologi independen di Australia dan Indonesia menyebutkan sumur Montara itu telah menumpahkan sekitar 5.000 sampai 10.000 barel minyak per hari ke Laut Timor, dan 95 persen wilayah pencemaran tersebut justru berada di wilayah perairan Indonesia.

Pencemaran itu, menurut dia, melanda hampir seluruh perairan NTT, seperti Pulau Timor bagian barat yakni Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu, serta Rote, Sabu, Alor, Sumba dan Pulau Flores bagian timur serta Lembata. "Daerah- daerah itu dilaporkan sudah tercemar berat," katanya.

Akibat dari pencemaran itu, lanjutnya, hasil tangkap nelayan mengalami penurunan, dan petani rumput laut berhenti menanam rumput laut, karena sudah rusak akibat tercemar minyak Montara. "Hitung saja kerugian yang diderita warga NTT dengan pencemaran yang sudah empat tahun ini," katanya.

Karena itu, dia terus berjuang untuk meminta ganti rugi kepada PTTEP Australasia dan pemerintah Australia terkait dengan pencemaran Laut Timor ini. "Perjuangan kami lakukan melalui petisi yang membutuhkan 50 ribu tandatangan untuk diserahkan ke parlamen Australia," katanya.

YOHANES SEO

Baca juga:

Status Gunung Kelud Menjadi Awas

Erupsi Gunung Kelud Mereda

MUI : Ustad Hariri Belum Siap Jadi Ustad

Gunung Kelud Pernah Sapu 10.000 Jiwa

Berita terkait

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

5 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

11 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

41 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

27 November 2023

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

Busa sampai menutup lima rumah dan menjebak pemancing. Dulu sekali, peristiwa serupa pernah terjadi di Kali Baru Depok.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

7 Oktober 2023

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

Kualitas udara Singapura turun ke kisaran tidak sehat pada Sabtu, seiring meningkatnya kebakaran hutan di Indonesia, yang membawa kabut asap ke sana.

Baca Selengkapnya

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

5 Oktober 2023

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

DLH DKI kembali memberikan sanksi kepada sebuah perusahaan pengolahan kepala sawit karena cerobongnya tak memenuhi baku mutu.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

5 Oktober 2023

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

Walhi mendorong Pemprov DKI untuk mengintervensi produksi deterjen agar tidak semakin menambah pencemaran yang kian mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

5 Oktober 2023

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

Seharusnya limbah seperti sabun dan deterjen dari rumah tangga diolah dahulu di IPAL baru dialirkan ke sungai. Penebab air baku dibawah standar.

Baca Selengkapnya

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

3 Oktober 2023

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

IPA Hutan Kota ingin tetap memproduksi air bersih meski ada pencemaran di sumber air bakunya itu.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

19 September 2023

Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

Kalau perusahan tetap lanjutkan kegiatan yang terindikasi menyumbang polusi udara, DLH DKI akan proses hukum ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya