Kabut asap menyelimuti pemukiman warga di sekitar Kota Pekanbaru, Riau, Senin (26/8). Walau masih dalam jarak pandang aman untuk ppenerbangan, kabut asap dari bakaran lahan masyarakat itu dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan. ANTARA/Saptono
TEMPO.CO,Pekanbaru - Kabut asap yang ditimbulkan oleh kebakaran sejumlah lahan di Riau membuat kualitas udara di Pekanbaru memburuk. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pun mencapai 130 Psi atau level tidak sehat.
Kepala Laboratorium Badan Lingkungan Hidup Pekanbaru, Syahrial, menerangkan ISPU pada angka 100-200 menandakan udara tidak sehat; 200-300 artinya udara sangat tidak sehat; dan di atas 300 berarti udara sangat membahayakan.
"Kualitas udara Pekanbaru mulai memburuk sejak Kamis Sore," ujar Syahrial, Jumat, 14 Februari 2014.
Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru pun terpaksa meliburkan sekolah untuk mencegah timbulnya penyakit saluran pernapasan di kalangan siswa. "Sekolah dinyatakan libur sejak Jumat ini," kata Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru, Zulfadil.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Tera dan Aqua mendeteksi 53 titik api di wilayah Riau. Sehari sebelumnya satelit tersebut mendeteksi 278 titik api. "Titik api itu pantauan satelit pada pukul 05.00 tadi," kata analis dari BMKG Pekanbaru, Sanya Gautama.
Bengkalis terdeteksi memiliki titik api terbanyak, yakni 28 titik api. Di belakangnya, Siak (10 titik); Pelalawan (8 titik); Dumai (4 titik); dan Indragiri Hilir (3). Adapun suhu maksimum tercatat 32 derajat Celcius dan jarak pandang mencapai dua kilometer, namun tidak mengganggu aktivitas penerbangan. "Aktivitas penerbangan lancar dan terkendali," kata Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Ibnu Hasan, kepada Tempo, melalui BlackBerry Messenger.