Sejumlah pengendara melintas di pinggir jalan yang amblas di Desa Sugihwaras, Ngancar, Kediri, Jawa Timur (3/2). Jalan tersebut merupakan jalur evakuasi warga ketika Gunung Kelud meletus. ANTARA/Rudi Mulya
TEMPO.CO, Kediri - Kepolisian Resor Kediri mulai mengerahkan personel untuk mengatur evakuasi warga di lereng Gunung Kelud. Sejumlah jalur dan armada dipersiapkan di titik-titik kumpul yang dekat dengan jalan beraspal.
Sosialisasi jalur evakuasi yang digelar Selasa pagi, 11 Februari 2014, dipimpin Wakil Kepala Polres Kediri Komisaris Alfian Nurizal. Warga yang berada di wilayah Ring 1, meliputi Desa Sugihwaras, Sempu, dan Babadan, dikumpulkan di kantor desa untuk menerima petunjuk teknis evakuasi. "Warga harus tahu jalur yang dituju saat terjadi kepanikan," kata Alfian. (Baca juga: Status Gunung Kelud Naik Jadi-Siaga)
Saat ini polisi dan pemerintah daerah telah mempersiapkan 51 titik kumpul dengan 29 lokasi pengungsian. Sekitar 10 ribu jiwa yang bermukim di tiga desa ini siap diungsikan sewaktu-waktu. Beberapa titik kumpul yang dipergunakan antara lain kantor kelurahan, gedung sekolah, dan rumah penduduk yang memiliki pelataran luas.
Menurut Alfian, pengaturan titik kumpul ini untuk mempermudah koordinasi dan pengangkutan warga ke tempat pengungsian. Hal ini untuk menghindari penumpukan warga di satu lokasi dan mempermudah pendataan penduduk yang belum terangkut.
Sayangnya, upaya sosialisasi tersebut kurang maksimal. Sebagian warga mengaku tak mengetahui titik kumpul mereka yang telah ditetapkan pemerintah. "Seharian saya di rumah," kata Lasiyem, warga Desa Sugihwaras.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Kediri terus melakukan rapat koordinasi dengan Muspida setempat untuk penanganan letusan Kelud. Selain koordinasi penanganan pengungsi, pemerintah juga menyiapkan kebutuhan logistik hingga waktu yang tak terbatas. "Kami utamakan keselamatan warga dulu," kata juru bicara Pemerintah Kabupaten Kediri, Edy Purwanto. (Baca juga: Kelud Siaga, Hewan Gunung Mulai Turun)
