Indonesia Kecam Kebijakan Australia Tolak Imigran

Reporter

Kamis, 6 Februari 2014 07:12 WIB

Sekoci untuk memulangkan imigran dari Australia. News.com.au

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene mengatakan pemerintah Indonesia berkali-kali menyampaikan kekesalannya terkait pengiriman kembali pencari suaka Australia ke perairan Nusantara.


"Indonesia tak terima dengan kebijakan itu," kata Michael saat dihubungi pada Rabu malam, 5 Februari 2014. Namun, ia tak tegas mengatakan langkah kongkret apa yang akan dilakukan oleh Indonesia berikutnya kendati pengiriman manusia perahu ini terus terjadi.

Juru bicara Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia, Ray Marcello, tidak bersedia mengungkapkan alasan negaranya mengirim pencari suaka asal Iran dan Afrika ke wilayah perairan Indonesia. Masalah imigran, kata dia, terkait dengan Australia mengintensifkan Operation Sovereign Borders, operasi keamanan perbatasan. "Ini untuk alasan keamanan operasional," kata Ray.

Sebelumnya, seorang anggota TNI Angkatan Laut di wilayah Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, Kopral Kepala Sukendi terkejut ketika mendapati sekoci aneh terdampar di wilayah penjagaannya. Ia mengatakan sekoci 'mewah' itu dilengkapi sejumlah peralatan modern dan pendingin udara. Dia menduga kapal kecil itu terdampar pada 15 Januari lalu dan penumpangnya berpencar. Salah satu imigran mengaku tiga penumpang sekoci tewas di tengah hutan Cisarua. (Kisah Pilu 90 Imigran Gelap di Hutan Cisarua)

Perahu berwarna oranye yang membawa sekitar 90 orang imigran gelap tersebut terdampar di karang dekat pantai Sukabumi. Kini sekoci bermerek Vanguard, yang diyakini untuk membawa para pencari suaka, ditempatkan di Pelabuhan Ratu.

Sukendi kaget saat melihat sekoci berukuran 8,5 meter x 3,2 meter, yang bisa menampung 90 orang dilengkapi dengan sabuk pengaman, pendingin udara, perlengkapan navigasi, pelampung, makanan dan minuman. Kecepatan mesin diesel kapal tersebut diperkirakan dapat mencapai 30 knot. (Pakai Kapal 'Mewah', Australia Kirim Imigran ke RI)

Cerita Sukendi menjadi semakin jelas setelah pencari suaka dari Iran mengunjungi sebuah rumah warga di Cisarua. Sepasang suami-istri menyatakan mereka menerima tamu tiga orang Iran yang kotor dan bingung pada 17 Januari 2014 lalu. Sukendi melihat kapal tersebut pada 15 Januari 2014. Mereka mengaku ada tiga imigran yang meninggal di hutan Cisarua.

MUHAMMAD MUHYIDDIN | TRI ARTINING PUTRI


Berita Terkait:


Berita terkait

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

23 menit lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

52 menit lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

7 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

7 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

8 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

9 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

9 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

15 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya