Polisi memantau kemacetan yang terjadi akibat banjir di jalur utama Semarang - Demak, Sayung, Demak, Jawa Tengah, (26/1). Hujan deras yang membuat sungai di tepian jalur utama Semarang - Demak meluap. TEMPO/Suryo Wibowo.
TEMPO.CO,Semarang - Satu tanggul di Kabupaten Jepara jebol, sementara Sungai Comal di perbatasan antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Pemalang meluap pada Selasa, 28 Januari 2014. “Kedua titik itu merendam kawasan di sekitarnya sehingga kami kembali mengirim tim relawan,” kata juru bicara Kantor Search and Rescue (SAR) Semarang, Aris Triyono, Selasa, 28 Januari 2014.
Tanggul yang jebol itu berlokasi di Desa Karangrandu, Kecamatan Pecangaan. Akibatnya, warga di sekitar lokasi tanggul harus mengungsi. Warga Kelurahan Tirto juga terpaksa diungsikan lantaran Sungai Comal meluap.
Kantor SAR Semarang telah mengirim tiga tim berjumlah 36 orang ke dua lokasi bencana. Tiga tim itu masing-masing terdiri atas 12 relawan. Dua tim dikirim ke Kabupaten Jepara dan satu tim dikirim ke Pekalongan.
Aris menyatakan terus memonitor kondisi di lapangan untuk memastikan kebutuhan evakuasi. Menurut Aris, jebolnya tanggul dan meluapnya sungai membuat kondisi semakin parah dan mengkhawatirkan.
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mineral Jawa Tengah Prasetyo Budie Yuwono menyatakan banjir yang terus terjadi dalam beberapa hari ini disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi di Jawa Tengah. Menurut Prasetyo, volume hujan yang turun tak sesuai dengan kapasitas sungai yang rata-rata hanya mampu menampung curah hujan 100 milimeter per detik.
Curah hujan di lereng Gunung Muria di atas 300 milimeter per detik. Sedangkan rata-rata intensitas hujan di sejumlah titik di Kabupaten Jepara dan Kudus mencapai 350 milimeter per detik. “Itu membuat sungai meluap karena kapasitasnya hanya 100 milimeter per detik,” katanya.
Prasetyo mengungkapkan penambalan sejumlah tanggul yang jebol terhambat curah hujan yang terus tinggi. Tanggul yang berada di wilayah kerjanya sebenarnya diprediksi mampu bertahan selama 25 tahun. Namun tanggul yang baru diperbaiki tak kuat menahan banyaknya air yang masuk. “Kami sudah siapkan alat berat, ternyata tak bisa digunakan karena arus terus deras. Hujan tak kunjung berhenti,” katanya.