Warga Sleman Protes Pelepasan Nyamuk Aedes Aegypti

Reporter

Kamis, 23 Januari 2014 05:05 WIB

Nyamuk aedes aegypti. AP/USDA

TEMPO.CO , Sleman:Protes sebagian warga Dusun Karang Tengah, Desa Nogotirto, Kecamatan Gamping, Sleman terhadap rencana pelepasan nyamuk Aedes Aegypti yang mengandung bakteri wolbachia di lingkungannya, tidak menghentikan riset untuk pengendalian persebaran virus demam berdarah tersebut.

Pelaksana lapangan riset ini, Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta, Pusat Kedokteran Tropis UGM tetap melaksanakan pelepasan tahap pertama nyamuk-nyamuk obyek riset itu di sebagian kawasan permukiman Dusun Ponowaren dan Dusun Karang Tengah di Desa Nogotirto, pada Rabu, 22 Januari 2014.

Peneliti utama EDP Yogyakarta, Riris Andono Ahmad menyatakan riset ini aman dan sudah melalui proses sosialisasi serta permintaan persetujuan ke warga secara intensif. Menurut dia riset ini telah diawali dengan tahap persiapan berupa penentuan lokasi dan permintaan persetujuan warga yang berlangsung sejak 2011 hingga akhir 2013 lalu. "Di Kecamatan Gamping, kami meminta persetujuan ke 4000-an warga, sekitar 90 persen lebih dari mereka telah menyatakan setuju," kata Riris kepada Tempo di Sekretariat EDP Yogyakarta.

Riris mengatakan riset ini merupakan penelitian multinasional yang dilaksanakan di delapan negara, termasuk Indonesia, dan berada di bawah koordinasi tim riset Universitas Monash, Australia. Dia mengatakan riset serupa, yang terbukti aman, sudah dilakukan di Australia dan Vietnam. "Risiko kesalahannya sangat kecil," kata dia.

Di Yogyakarta, riset ini dilakukan dengan melepaskan nyamuk Aedes Aegypti yang mengandung bakteri wolbachia di sejumlah tempat permukiman. Untuk Sleman, kawasan lokasi riset ini ialah Dusun Ponowaren dan Karang Tengah di Desa Nogotirto, empat dusun di Desa Kalitirto dan empat dusun di Desa Trihanggo. Sementara di Kabupaten Bantul, riset serupa dilakukan di Dusun Singosaren di Desa Singosaren dan Dusun Jomblangan, Desa Banguntapan.

"Kawasan tersebut dipilih karena intensitas kasus demam berdarahnya tinggi dan karakter permukimannya tidak terlalu luas sehingga mudah dipantau," kata Riris. Semua penduduk yang berada di lokasi riset, menurut dia sudah diminta persetujuannya dengan metode survei ke masing-masing individu.

Dia menjelaskan bakteri wolbachia, yang selama ini ada di tubuh sebagian serangga, disuntikkan ke nyamuk aedes aegypti untuk mematikan pertumbuhan virus dengue, atau penyebab penyakit demam berdarah, di tubuh hewan ini. Riset laboratorium membuktikan nyamuk aedes aegypti, yang mengandung wolbachia, bisa melahirkan bibit nyamuk baru yang juga mengidap bakteri itu. "Kami perlu melepaskan nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia agar bisa kawin dengan nyamuk sejenis di lokal sehingga melahirkan generasi populasi baru yang juga mengidap bakteri ini," kata Riris.

Menurut dia teknologi ini merupakan model baru pengendalian penyebaran virus demam berdarah di dunia. Riset di Yogyakarta, dia melanjutkan berfungsi untuk mengetahui efektivitas penyebaran nyamuk aedes aegyti yang mengandung wolbachia dalam mempengaruhi perubahan komposisi populasi nyamuk sejenis di habitat lokal. "Nyamuk yang ber-wolbachia tidak menularkan virus demam berdarah"

ADDI MAWAHIBUN IDHOM



Berita Lain
Media Asing Soroti Ani Yudhoyono di Instagram
Angkat Telunjuk, Hary Tanoe Tantang Tutut
Hanya Orang Gila Menuntut Jokowi Hilangkan Banjir
Mengapa Ahok Keras Menjaga Waduk Pluit?
Jokowi Kesal Pengungsi Mengemis di Jalanan

Berita terkait

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

3 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

5 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

5 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

7 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

15 hari lalu

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

15 hari lalu

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

17 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

26 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya