Warga korban banjir berebut air bersih bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Subang di Desa Lengkong Jaya, Subang, Jawa Barat, (22/1). Kebutuhan air bersih masyarakat korban banjir dalam sehari sekitar 300 liter per keluarga. TEMPO/Aditya Herlambang
TEMPO.CO, Subang - Berbagai penyakit mulai menyerang korban banjir di Kecamatan Pamanukan, Subang. "Yang paling banyak, warga mengeluhkan sakit kepala dan mual. Ada 7.898 permintaan obat untuk kedua penyakit itu," kata Suhendi, Koordinator Perawat Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, saat ditemui Tempo di posko kesehatan, Rabu, 22 Januari 2014.
Menurut dia, permintaan obat sakit kepala dan mual tidak hanya datang dari warga yang menderita, tapi juga ada warga yang memintanya untuk cadangan di rumah. "Kedua stok obat tersebut mulai menipis, perlu pasokan lagi," kata Suhendi.
Selain itu, pasca-banjir 5 hari lalu atau sejak 18 Januari 2014, beberapa penyakit muncul, di antaranya gatal-gatal. Hal ini karena warga sering bersentuhan dengan air kotor akibat banjir, sementara pasokan air bersih kurang.
Banjir yang melanda kawasan Pamanukan, Subang, mulai dari 50 sentimeter hingga 3 meter dengan arus air yang sangat kencang. Pada Senin, 20 Januari 2014 kemarin ketika banjir besar, seorang ibu bernama Mukayah meninggal dunia karena stroke yang dideritanya.
Dalam pantauan Tempo, korban banjir mulai meninggalkan posko pengungsian ke rumah masing-masing. Warga juga mulai membersihkan rumah mereka yang sempat terendam air hingga 3 meter.