TEMPO.CO, Kupang - Sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilanda berbagai jenis bencana alam akibat cuaca ekstrem yang terjadi selama sepekan terakhir. Berdasarkan data Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, setidaknya lima kabupaten dan kota yang telah memberikan laporan tentang bencana yang menimpa daerahnya.
“Dua kabupaten telah memberikan laporan secara tertulis, sedangkan tiga lainnya baru berupa laporan lisan,” kata Kepala BPBD NTT Tini Thadeus, Rabu, 22 Januari 2014.
Dua daerah yang memberikan laporan secara tertulis adalah Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Lembata. Sedangkan Kabupaten Alor, Kota Kupang, dan Kabupaten Kupang baru melaporkan secara lisan. "Bantuan darurat sudah didistribusikan untuk korban di Sumba Timur dan Lembata," ujar Tini Thadeus.
Di Sumba Timur terjadi angin puting beliung. Selain merusak puluhan rumah warga, juga merusak sebuah gereja. Adapun di Kabupaten Lembata, selain angin puting beliung, juga gelombang tinggi dan angin kencang di perairan kabupaten itu. Dilaporkan sebuah kapal tenggelam, dua orang tewas.
Sementara itu, 40 rumah yang tersebar di sejumlah kelurahan di Kota Kupang rusak parah karena diterjang angin puting beliung. Rumah yang rusak terdapat di Kelurahan Sikumana, Kelurahan Belo, Fatukoa, Manulai II, Kolhua, Fatufeto, Bonipoi, Kelapa Lima, Pasir Panjang, dan Kelurahan Batuplat. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa angin puting beliung itu.
"Semua korban sudah kami beri bantuan terpal untuk mengganti atap rumah yang tersapu puting beliung," ucap Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Kupang Davidzon Puas.
Menurut Davidzon, bantuan terpal baru berupa bantuan darurat dan bersifat sementara, karena BPBD Kota Kupang masih terus melakukan pendataan jumlah korban dan kerugian yang dialami warga.
YOHANES SEO
Topik terhangat:
Banjir Jakarta | Buku SBY vs Anas | Banjir Bandang Manado | BBM Akil Mochtar | Anas Ditahan
Berita Terpopuler
Ahok: Gimana Enggak Banjir Kalau Tanggul Dibolongi?
7 Ekspresi Sewot Ani SBY di Instagram
Jokowi Rembuk Banjir di Katulampa, Ini Hasilnya
Seberapa Kaya Sutan Bhatoegana?
Geram Ahok Soal Molornya APBD DKI
Berita terkait
Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara
7 Maret 2022
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.
Baca SelengkapnyaLongsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas
20 November 2021
Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol
2 November 2019
Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia
2 November 2019
Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas
25 September 2016
Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.
Baca Selengkapnya3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan
19 Juni 2016
Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.
Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan
19 Juni 2016
Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal
19 Juni 2016
Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaDarurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada
13 April 2016
Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.
Baca SelengkapnyaLongsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan
31 Maret 2016
Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.
Baca Selengkapnya