Sebuah mobil saling tindih menindih akibat terseret banjir di kawasan kantor Walikota Manado, Sulawesi Utara (16/1). Banjir bandang di Manado sedikitnya menewaskan 15 jiwa dan membuat ratusan kendaraan rusak berat. ANTARA/Fiqman Sunandar
TEMPO.CO, Manado - Kedatangan Wakil Presiden Boediono, hari ini, Selasa, 21 Januari 2014, memperparah kemacetan di Kota Manado pasca-banjir bandang.
Kemacetan disebabkan oleh para petugas keamanan yang mensterilkan jalanan yang akan dilalui oleh Boediono dan rombongan saat akan mengunjungi korban bencana banjir bandang di Kota Manado.
Para petugas dari TNI dan kepolisian melarang pengguna jalan melewati jalan tersebut sejak 08.00 WITA. Pengguna jalan diharuskan melewati jalur lain agar kedatangan Wapres tak terjebak kemacetan.
Pengalihan arus lalu lintas itu mendapat tanggapan negatif dari masyarakat. Apalagi mengingat kondisi lalu lintas di Kota Manado saat ini memang macet dan kondisi jalan tidak bersih. Banyak material sisa banjir masih berserakan di jalanan, timbunan lumpur juga membuat kendaraan harus berhati-hati saat melintas.
"Ini mau datang ringankan beban kami yang terkena bencana atau mau tambah bikin kami sengsara. Coba lihat ini macet. Sudah susah kami bawa barang-barang untuk dicuci, eh harus terjebak macet di sini," kata Agust Handi, warga Kecamatan Singkil.
Menurut Agust, seharusnya jika memang ingin mengetahui kondisi di Kota Manado pasca-banjir, tidak ada jalan yang disterilkan. Menurut dia, tindakan petugas itu sama saja menutupi kondisi riil di lapangan.
"Ini kalau jalan sudah disterilkan, ya Wapres pasti tahu sudah tidak ada masalah. Harusnya para pejabat itu ikut merasakan kesulitan yang warga alami," kata Agust kembali.
Sementara, hingga pukul 08.45 WITA, Wapres Boediono belum juga mendarat di Kota Manado.