Lapen 'Aman' Tergantung Racikan  

Reporter

Editor

Pruwanto

Sabtu, 18 Januari 2014 14:44 WIB

REUTERS/Tim Wimborne

TEMPO.CO , Yogyakarta:Minuman keras tradisional Yogyakarta Lapen memang tak semewah minuman keras bermerek lainnya. Namun bekas pedagang dan peracik Lapen, Sakti Damianto, menganggap minuman keras itu masih aman dikonsumsi apabila oplosan air dan alkoholnya pas. Paling-paling peminum mabuk, tak sampai fatal apalagi mati.

"Asal benar bahan dan takarannya," kata dia, Jumat, 17 Januari 2014. Bahan dasar alkohol murni pun harus bagus. Air campuran harus dimasak sampai matang. Bahkan, rasa buatan pun harus yang terbaik.

Lapen dijual dengan berbagai varian di Yogyakarta. Varian super diberikan bagi Lapen campur susu. Ada juga Lapen yang hanya diminum tanpa campuran lain. "Yang lurus-lurus saja malah tak apa-apa," katanya.

Sakti berhenti berjualan Lapen sejak 2010. Dia berhenti setelah sejumlah kasus orang tewas setelah minum Lapen. "Ada beberapa (korban jiwanya), tapi tiga orang katanya beli dari (warung) saya," katanya. Bahkan dia harus menjalani pemeriksaan polisi. Ujungnya, dia dihukum 21 bulan. Keluar dari penjara, ia memilih bekerja sebagai petugas keamanan sebuah pertokoan di Gondomanan Yogyakarta. "Kasihan keluarga di rumah," katanya.

Sakti tak tahu pasti apa penyebab jatuhnya korban jiwa saat itu. Namun ia menduga, besar kemungkinan lapen yang dibeli darinya telah dioplos dengan campuran bahan lain. "Atau kalau tidak ya (karena) alkohol murninya," katanya.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Kapolres Bekasi Minta Pemda Bikin Perda Miras, Alasannya?

6 Desember 2019

Kapolres Bekasi Minta Pemda Bikin Perda Miras, Alasannya?

Kapolres Bekasi Kota Kombes Pol Indarto meminta pemda membuat peraturan daerah atau Perda yang mengatur soal miras atau minuman keras.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kota Bogor Razia Miras di 2 Lokasi, Hasilnya?

22 November 2019

Pemerintah Kota Bogor Razia Miras di 2 Lokasi, Hasilnya?

Kepala Dinas UMKM dan Satpol PP Kota Bogor menyisir beberapa kios yang disinyalir menjual miras di sekitar dua taman di Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Kapolsek Pemberi Miras ke Mahasiswa Papua Dinonaktifkan

23 Agustus 2019

Kapolsek Pemberi Miras ke Mahasiswa Papua Dinonaktifkan

Kapolda Jawa Barat meminta maaf kepada mahasiswa Papua yang merasa tersinggung atas pemberian dua kardus minuman keras itu.

Baca Selengkapnya

Polisi: Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung Inisiatif Pribadi

23 Agustus 2019

Polisi: Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung Inisiatif Pribadi

Polda Jawa Barat sudah memeriksa polisi yang memberikan miras ke mahasiswa Papua Bandung.

Baca Selengkapnya

Propam Usut Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung

23 Agustus 2019

Propam Usut Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung

Propam Polda Jawa Barat mengusut pemberian miras ke mahasiswa Papua oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Miras untuk Mahasiswa Papua Bandung, Polisi: Ini Minuman Penyegar

23 Agustus 2019

Miras untuk Mahasiswa Papua Bandung, Polisi: Ini Minuman Penyegar

Polisi diduga memberikan miras ke Mahasiswa Papua di Bandung.

Baca Selengkapnya

Polisi di Bandung Diduga Beri Miras Topi Koboi ke Mahasiswa Papua

23 Agustus 2019

Polisi di Bandung Diduga Beri Miras Topi Koboi ke Mahasiswa Papua

Mahasiswa Papua di Bandung marah karena polisi memberikan miras kepada mereka. Pemberian ini dianggap merendahkan.

Baca Selengkapnya

Promosikan Miras Sophia, Wagub NTT: Lebih Hebat dari Vodka

28 Juni 2019

Promosikan Miras Sophia, Wagub NTT: Lebih Hebat dari Vodka

Ada beberapa jenis Sophia dengan ukuran kecil dan besar dengan kadar alkohol antara 35-40 persen.

Baca Selengkapnya

Gubernur NTT Pastikan Tata Niaga Miras Sophia Bakal Diatur

20 Juni 2019

Gubernur NTT Pastikan Tata Niaga Miras Sophia Bakal Diatur

Tata niaga minuman tradisional NTT yang mengandung alkohol, Sophia, akan diatur khusus.

Baca Selengkapnya

Produk Miras Sophia Berkadar 40 Persen Alkohol Resmi Diluncurkan

19 Juni 2019

Produk Miras Sophia Berkadar 40 Persen Alkohol Resmi Diluncurkan

"Rencananya ada tiga jenis Sophia yang dihasilkan, tetapi saat ini baru dua."

Baca Selengkapnya