Kejanggalan Kematian Singa di KBS

Reporter

Rabu, 8 Januari 2014 13:50 WIB

Singa Afrika dan Kangguru yang mati diruang karantina Kebun Binatang Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Tim Pengelola Sementara Kebun Binatang Surabaya, Tony Sumampow, menduga ada unsur kesengajaan dalam kematian satwa KBS pada dua hari terakhir. "Pengalaman sejak 2002, selalu memanfaatkan kematian satwa untuk menjatuhkan pengurus. Dan selama di KBS, saya melihat itu terjadi," kata Tony, kala dihubungi Tempo, Rabu, 8 Januari 2014.

Menurut Tony, ada kejanggalan dalam kematian gnu maupun singa jantan yang terjadi selama dua hari berturut-turut. Tony mengatakan gnu asal Afrika itu didatangkan dari Taman Safari pada 2013 lalu dalam keadaan sehat dan masih muda. Jika kemudian dia ditemukan mati mendadak, berarti ada sesuatu yang membuatnya mati. Tony juga menyayangkan pemeriksaan otopsi yang tidak tuntas. Seharusnya, dari otopsi itu bisa diketahui pasti penyebab sakit kembung yang dialami gnu tersebut.

Sedangkan kematian singa jantan bernama Michael juga dianggap janggal. Ia merasa ada kesalahan teknis. Posisi leher singa yang terlilit kawat seling itu dinilai Tony sangat tidak wajar. Pasalnya, kawat seling itu selalu tergantung dalam keadaan ketat dan tidak kendor karena fungsinya untuk menarik pintu kandang. Artinya, dia akan sulit teraih oleh singa. Apalagi jika posisi singa ternyata berdiri ketika terlilit. "Kalau dia berdiri, bagaimana kawat itu masih melilit dia? Kalau singa berdiri, tingginya bisa 2,5 meter, kandangnya enggak sampai setinggi itu," kata Tony yang mengaku sempat melihat foto kondisi singa itu ketika mati terlilit.

Kalaupun kawat seling itu kendur, berarti ada yang mengulurkannya agar kendur karena harusnya kawat seling tidak boleh kendur. Namun, dengan kondisinya yang kendur, akan sulit untuk melilit leher singa. Harus ada yang melilitkan dan mengencangkan ke leher singa hingga mati. "Berarti harus ada pihak lain dari luar kandang untuk menarik (seling). Siapa yang menarik? Kalau teruntai harusnya enggak sampai melilit leher, paling melilit kaki," katanya.

Tony mengaku heran dengan kematian dua satwa tersebut. Berkaca dari pengalamannya selama di KBS, Tony mengatakan masih banyak oknum karyawan yang bisa melakukan hal-hal yang membuat seseorang itu dianggap salah manajemen. Oknum itu menyebabkan satwa mati untuk menjatuhkan pengurus yang tidak disukainya. "Pengalaman selama ini, memang ada pihak yang ingin menjatuhkan pengurus. Mereka ekspos supaya dianggap serius menangani, tapi ternyata itu karena mereka sendiri," ujarnya.



AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler
Satu Lagi, Penampilan Saltum Agnes Monica
Abraham Samad Marah Anas Mangkir Diperiksa KPK
U
ang Suap Rudi Mengalir ke Sutan Bhatoegana
Anas Sudah di Area Gedung KPK, Kenapa Tak Masuk?
Soal Pacar Cut Tari, Farhat Abbas Yakin Benar













Advertising
Advertising

Berita terkait

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.

Baca Selengkapnya

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.

Baca Selengkapnya

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.

Baca Selengkapnya

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.

Baca Selengkapnya

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.

Baca Selengkapnya