Jaksa Dikritik Memble Bongkar Korupsi di Bantul  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 7 Januari 2014 18:07 WIB

Ilustrasi korupsi

TEMPO.CO, Yogyakarta - Koordinator Divisi Investigasi Masyarakat Transparansi Bantul (MTB) mengkiritik kelambanan Kejaksaan Tinggi DIY dalam menangani dugaan korupsi dana alokasi khusus (DAK) untuk pendidikan di Kabupaten Bantul periode 2012. Dia menyesalkan pernyataan Kepala Kejati DIY, Suyadi, yang beralasan penyelidikan kasus ini belum naik ke tahap penyidikan karena tidak menemukan bukti awal berupa kerugian negara.

"Padahal, Desember lalu ada penyidik yang menyatakan ke kami (MTB), ada dugaan penyelewengan anggaran berupa penggelembungan dana pengadaan alat peraga sekolah yang bersumber dari DAK Bantul 2012," kata dia pada Selasa, 7 Januari 2013.

Dia juga mencatat, penyidik Kejati DIY menyatakan ke media siap menaikkan level penyelidikan kasus ini ke penyidikan dengan menetapkan tersangka sebelum akhir 2013. Namun, menurut Irwan, penanganan kasus ini sekarang justru terkesan mandek. "Kalau terus mandek, lebih baik diserahkan ke Kejaksaan Agung atau KPK karena nilai DAK Bantul 2012 untuk pendidikan lumayan besar, yakni Rp 32 miliar," kata Irwan.

Menurut Irwan, penanganan kasus ini bermula dari laporan sejumlah guru di Bantul yang curiga ada penyelewengan dalam pengadaan alat peraga di sejumlah sekolah yang dibiayai DAK 2012. DAK untuk bidang pendidikan, yang senilai Rp32 miliar, dialokasikan untuk pembangunan sarana sekolah dan pengadaan perlengkapan alat peraga sekolah. "Mereka (pelapor ke Kejati DIY) menemukan bukti dugaan penggelembungan dana pembelian alat peraga dan sejumlah penyelewengan lain," kata Irwan.

Irwan berpendapat, semestinya penyidik Kejati DIY telah banyak mengumpulkan bukti karena sejumlah guru, kepala sekolah, pejabat, dan mantan pejabat dinas pendidikan Bantul sudah diperiksa. "Kejati DIY sebaiknya tidak menghentikan penyelidikan kasus ini," kata dia.

Sementara itu, Kepala Sesi Penerangan dan Hukum Kejati DIY, Purwanta, membantah penyidik Kejati DIY tidak serius menangani kasus ini. Menurut dia, tim penyidik Kejati DIY justru sedang memperdalam penggalian bukti yang memperkuat dugaan korupsi dana DAK Bantul untuk pendidikan di periode 2012. "Tapi, kalau untuk menaikkan level ke penyidikan tidak bisa dengan dasar asumsi. Pegangan kami tetap bukti yuridis," kata Purwanta.

Dia juga membantah bahwa ada indikasi penyelidikan kasus ini akan dihentikan. Menurut Purwanta, keputusan menghentikan penyelidikan atau malah menaikkannya ke level penyidikan tergantung pada hasil kerja penyidik. "Semua kemungkinan tergantung temuan bukti-bukti yuridis yang ada," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM







Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya