TEMPO.CO , Bogor:Kepolisian Sektor Sukaraja bersama jajaran Polisi Resor Bogor, memeriksa Hafi Syahrul Sibgotullah, 19 tahun, keponakan dari Sadulah Rozak, terduga kasus teror yang diamankan tim Densus 88 anti teror, Rabu 1 Januari 2014 malam lalu. Polisi juga memintai keterangan dua temannya: Ahmad Jayabrata, 22 tahun, dan Sa'yan Hibaatullah, 19 tahun.
"Mereka hanya kita mintai keterangan saja terkait seputar keterkaitannya dengan Rozak. Kemungkinan ada informasi lain yang bisa didapat dari mereka" kata Kepala Unit Rserse Kriminal Polisi Sektor Sukaraja Ajun Komisaris Sarjiman, Kamis 2 Januari 2014.
Ia mengatakan, keponakanya itu, datang ke rumah Rozak untuk bersilaturahmi dengan Sifa, istri Rozak, yang merupakan bibinya. "Dia baru datang dari Diklat Pendidikan Islam dan rencananya menginap di rumah bibinya dengan mengajak dua temanya yang satu pesantren di Jawa Tengah," kata dia.
Sementara itu menurut Hafi, mengatakan, dirinya merupakan santri dari Pondok Pesantren Darut Takwa, Klaten Jawa Tengah,"Saya merupakan perwakilan pesantren untuk mengikuti Diklat di Cileungsi, bersama teman saya," kata dia.
Karena sudah selesai diklat, dirinya bersama dua temanya berencana mengajak temannya menginap di rumah bibinya, seblum kembali ke Pondok Pesantren. "Tapi ternyata pas datang ke rumah bibi saya, sedang digeledah oleh petugas, dan memang saya dibawa mereka," kata dia
Anggota tim Desus 88 menggeledah dua rumah di Perumahan Mega Sentul, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu, 1 Januari 2014. Petugas menyita senjata tajam, buku, senjata api, dan ember berisi pupuk urea yang diduga racikan bahan peledak.
M SIDIK PERMANA
Berita Terkait
Terduga Teroris Ciputat Bukan Santri Nurussalam
Resepsi Pernikahan Terduga Teroris Ciputat Batal
31 Macam Barang Bukti Milik Teroris Ciputat
Keluarga Teroris Ciputat Datangi RS Polri
Istri Terduga Teroris Ciputat, Sosok Tertutup
Berita terkait
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini
8 Agustus 2015
Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.
Baca SelengkapnyaTNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda
9 Mei 2015
Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.
Baca SelengkapnyaDiduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang
8 Mei 2015
Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.
Baca SelengkapnyaKronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei
8 Mei 2015
Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.
Baca SelengkapnyaUpaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei
8 Mei 2015
Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih
8 Mei 2015
Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan
8 Mei 2015
Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.
Baca SelengkapnyaBiro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei
8 Mei 2015
Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.
Baca SelengkapnyaHamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum
7 Mei 2015
ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.
Baca SelengkapnyaWNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur
7 Mei 2015
Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.
Baca Selengkapnya