Petugas memasukan jenazah teroris ke mobil di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, (1/1). Densus 88 berhasil menewaskan enam teroris dalam penggrebekan yang dilakukan semalam. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Siti Noor Laila menilai tewasnya enam terduga teroris Ciputat sebagai hal yang wajar. Pasalnya, para terduga teroris itu melakukan perlawanan.
Menurut Laila, Komnas HAM memang membentuk tim untuk memantau kerja tim Detasemen Khusus Antiteror 88 agar tidak asal tembak. Soalnya, selama ini banyak yang diduga teroris tidak membawa senjata, tapi ditembak di tempat. “Kebanyakan mereka ditembak di tempat meski tidak ada perlawanan. Itu catatan kinerja yang harus dipertanyakan.”
Laila menyarankan agar Densus 88 melakukan pendekatan persuasif dan komunikatif supaya tidak ada salah tembak terduga teroris. Ia mencontohkan korban penembakan hingga tewas oleh Densus 88 di Nusa Tenggara Barat beberapa waktu lalu tidak diketahui namanya. Padahal, tiga sampai enam bulan sebelum penangkapan sudah diintai. “Sudah meninggal lalu dibawa ke rumah sakit dan disebut Mister X, ini tidak beres toh. Logika mereka mengikuti enam bulan itu dari mana?” ujar dia.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror sepanjang Selasa malam, 31 Desember 2013, menggempur rumah kontrakan yang dihuni enam terduga teroris di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Penggerebekan berlangsung lama karena para teroris menyimpan bom siap ledak (baca juga: Polisi Telusuri Asal Bahan Peledak Teroris Ciputat).
Setelah baku tembak sekitar 10 jam, akhirnya enam terduga teroris tewas dan jenazahnya sekarang berada di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Lima jenazah tiba pada Rabu, 1 Januari 2014, sekitar pukul 08.35 WIB. Mereka adalah Nurul Haq alias Dirman, Ozi alias Tomo, Rizal alias Hendi, Edo alias Ando, dan Amril. Sebelumnya, satu jenazah sudah tiba lebih dulu pada Selasa malam, 31 Desember 2013. Dia disergap di ujung gang menuju rumah para tersangka ketika mengendarai motor. Korban bernama Daeng alias Dayat.