Sejumlah umat kristiani yang selesai melaksanakan ibadah Natal bersalaman dengan pemuda muslim yang berjaga di pintu masuk gereja Eben Haezer, di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (25/12). Sebagai bentuk solidaritas antara umat beragama dan untuk menjaga kenyamanan beribadah Natal sejumlah aparat TNI- Polri dan pemuda muslim melakukan penjagaan di gereja-gereja. ANTARA/Basrul Haq
TEMPO.CO, Manado - Saat ibadah Natal, sekelompok pria berpeci putih memadati halaman beberapa gereja di Kota Manado, Sulawesi Utara. Mereka yang beragama Islam itu turut menjaga keamanan ibadah Natal, yang berlangsung pada 24-25 Desember 2013.
Berdasarkan pantauan Tempo, pria berpeci putih tersebut paling banyak berada di Gereja Katedral Katolik dan Gereja Sentrum di Jalan Sam Ratulangi. Ada 20 orang yang berjaga di dua gereja. Dan di beberapa gereja kecil, tampak 5 orang yang juga berpeci putih, mengamankan prosesi ibadah Natal.
Salah satu pria yang turut mengamankan malam Natal di Manado adalah Syarifudin. Menurut dia, kegiatan ini sudah menjadi tradisi tahunan. Mereka sepakat mengenakan peci putih sebagai simbol umat muslim yang cinta damai. Para pria berpeci ini rela tidak tidur semalaman hingga prosesi ibadah Natal selesai. "Toleransi umat beragama di Kota Manado memang sangat terjaga," kata dia, Selasa tengah malam, 24 Desember 2013.
Syarifudin mengatakan, umat muslim dan umat kristiani di Manado sudah terbiasa saling menjaga kegiatan ibadah pada hari besar masing-masing. Dia mencontohkan pada hari raya Idul Fitri lalu, saat ratusan umat kristiani menjaga prosesi takbiran hingga salat Ied.
Wakil Wali Kota Manado, Harley AB Mangindaan, mengaku salut dengan toleransi yang diciptakan warganya. "Ini adalah anugerah terindah untuk Kota Manado, ketika perbedaan tidak menjadi persoalan," kata dia saat ditemui pada Rabu, 25 Desember 2013.