Demokrat Tentukan Pemenang Konvensi April 2014
Kamis, 19 Desember 2013 19:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrat menggantung nasib pemenang konvensi calon presiden dari partai itu hingga April 2014. Pimpinan partai itu juga belum menyiapkan skenario cadangan jika perolehan suara dalam pemilihan legislatif nanti jeblok dan berimbas pada kegagalan memajukan pemenang konvensi dalam pemilihan presiden.
"Skenario itu akan menunggu hasil pemilihan legislatif pada April tahun depan," kata Max di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 19 Desember 2013.
Sebelumnya, Ketua Komite Konvensi Maftuh Basyuni menyatakan nasib pemenang konvensi bakal bergantung pada pemilihan legislatif. Ia mengatakan, jika nanti Demokrat memperoleh 15 persen suara, sesuai target yang dipatok partai, pemenang konvensi sudah pasti menjadi calon presiden partai berlambang Mercy itu.
"Calon wakil presiden bisa dari partai yang diajak berkoalisi," kata Maftuh kepada Tempo, beberapa waktu lalu. Jika nantinya suara Demokrat cuma 10 persen, ia mengatakan, pemenang konvensi masih bisa diusung menjadi calon presiden meski upaya pengusungan ini harus dengan cara berkoalisi.
Namun, jika suara Demokrat hanya 9 persen atau kurang, Maftuh menyatakan peluang pemenang konvensi menjadi calon presiden mengecil. Bahkan untuk menjadi calon wakil presiden. "Menjadi cawapres atau ada cawapres lain yang dimajukan, tergantung partai," katanya.
Konvensi calon presiden Demokrat dimulai September kemarin hingga April tahun depan. Peserta konvensi yakni Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo, dan Sinyo Haris Sarundajang.
Sistem konvensi digelar dua tahap dengan mengandalkan hasil survei lembaga independen sebagai penentu pemenang. Tahap pertama akan berakhir Desember ini tanpa ada proses debat antar-peserta konvensi. Debat baru digelar pada tahap kedua Januari-April yang dikombinasikan dengan kampanye di 10 kota dan survei.
PRIHANDOKO
Berita terpopuler
Di Depan Jokowi, SBY Singgung Soal Presiden Baru
Ahok Sindir Polisi: Dosa Lama Jangan Jadi ATM
4 Gonjang Ganjing Setelah Atut Jadi Tersangka
Catatan Keuangan Yulianis Soal Aliran Duit ke Ibas
2014, Era Internet Diprediksi Bakal Runtuh
Setelah Atut, KPK Nyanyi 'Kapan-kapan' untuk Airin