Gubernur Banten Atut Chosiyah saat hadir dalam Deklarasi Anti Korupsi di Gedung KPK, Jakarta (9 Desember 2008). Kepala daerah Banten yang sedang disorot karena dugaan kasus hukum ini dikenal gemar mengoleksi tas mewah termasuk tas Hermes . [TEMPO/ Adri Irianto;
TEMPO.CO, Serang - Ketua Komisi I DPRD Banten Agus R Wisas mengultimatum Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Pihaknya akan mengambil langkah tegas jika Atut tidak hadir dalam acara paripurna yang digelar hari ini di DPRD Banten. "Besok itu (hari ini) terdapat empat agenda paripurna, salah satunya penetapan APBD Banten 2014," kata Agus, kemarin.
"Kalau Atut tidak hadir bisa berakibat buruk pada pembangunan Banten. Maka, kami akan tentukan sikap besok," kata dia.
Namun, untuk kegiatan lainnya, Wakil Ketua DPRD Banten, Ei Nurul Khotimah meminta Atut mendisposisikannya ke Wakil Gubernur Banten Rano Karno. "Jika gubernur tidak melakukan hal itu, maka ini indikasi ketidakberhasilan Atut dalam bekerja sebagai Gubernur Banten," ujarnya.
Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Banten, Siti Maani Nina, mengatakan penyebab Gubernur Banten tidak bisa melantik wali kota dan wakil wali kota terpilih Kota Tangerang, karena sedang tidak sehat. "Ibu Gubernur kurang sehat, dan saat ini ibu Gubernur masih ada di Banten bersama keluarganya," kata Nina.
Komisi Pemberantasan Korupsi pada hari Selasa, menetapkan Atut sebagai tersangka suap Akil Mochtar. Ia menyusul adiknya, Chaeri Wardana, yang ditahan KPK dalam kasus yang sama. Berita seputar keduanya di sini.