TEMPO Interaktif, Mataram: Kecaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap pengusaha yang menaikkan harga, tidak dipedulikan pedagang. Di Mataram, Nusa Tenggara Barat, sejumlah kebutuhan pokok mulai dari sayur-mayur, beras, gula dan minyak curah mengalami kenaikan harga minimal 20 sampai 100 persen. Kenaikan yang terjadi dalam sepekan ini, diduga dipicu naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah. Pertamax dan Pertamax plus sejak awal pekan ini memang sudah dinaikkan. Begitu juga harga gas elpiji. Selain ada kenaikan kebutuhan pokok, di beberapa pom bensin di Lombok, juga diwarnai antrean panjang pembeli BBM. Di Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, juga ditemukan mahalnya harga minyak tanah yang mencapai Rp 1.300 perliter dari harga eceran tetap minyak tanah sebesar Rp 900-970 perliternya.Kebutuhan pokok yang naik itu, diantaranya cabe rawit yang semula Rp 4.000 kini melambung menjadi 8.000 per kilogramnya. Cabe besar merah semula Rp 2.500 naik menjadi Rp 4.000. Bawang merah semulai Rp 4.000 kini naik menjadi Rp 6.500 hingga Rp 7.000 perkilogramnya dan bawang putih semula Rp 3.000 naik menjadi Rp 5.000perkilogramnya. Jahe yang semula Rp 5.000 naik drastic menjadi Rp 12.000 perkilogramnya. Kenaikan juga terjadi pada minyak goreng curah semula Rp 2.500 naik menjadiRp 5.500 perliternya. Sedangkan gula semula Rp 5.000 naik menjadi Rp 5.500 pekilogramnya. Jika dihitung kenaikan itu mencapai 20 persen hingga 100 persen. Data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB menyebutkan, kenaikan itu terjadi satu pekan lalu. Lokasi pencatatannya berada di pasan induk Sweta, Mataram dan di Pasar Kebun Rowet, Mataram. Di dua pasar tradisional itu, memang ada selisih harganya.Menurut Haji Amin, pedagang sembako di pasar induk Sweta Mataram, kenaikan cukup tinggi terjadi pada cabe, jahe dan bawang merah. Selain itu, sempat juga terjadi kenaikan harga gula di Mataram. "Gula sempat naik, bahkan kita juga kesulitan mendapatkan drop dari distributor,? tegasnya di pasar Sweta, Kamis (23/12) siang.Sujatmiko?Tempo