TEMPO.CO, Bantul - Nikah bareng dalam acara Festival Kasongan kali ini cukup unik. Ijab-kabul pengantin berlangsung di dalam guci. Pernikahan itu berlangsung pada Sabtu sore, 7 Desember 2013. Tiga pasang pengantin berbusana tradisional Jawa menjalani proses ijab-kabul pernikahan di tiga buah guci berdiameter 1,5 meter. Prosesi itu digelar tepat di gerbang masuk kawasan kampung wisata kerajinan gerabah Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Ratusan orang ikut menyaksikan acara ini.

Festival Kasongan ini rutin diadakan dalam tiga tahun belakangan. Nikah bersama ini salah satu rangkaian acara itu. Festival tersebut dimulai sejak 23 November 2013 dan berakhir seusai pergelaran seni pada Minggu, 8 Desember 2013.

Dalam acara nikah itu, semua pasangan tetap mendiami guci besar sampai penghulu selesai memimpin ijab-kabul dan menyerahkan buku nikah. Tiga pasangan pengantin tersebut kemudian diarak dengan kendaraan masangin, yakni sepeda beroda empat dan beratap, yang menjadi sarana permainan khas di alun-alun Kidul Yogyakarta. Mereka dikawal tiga pasangan pendamping pengantin yang merupakan mahasiswa ISI Yogyakarta asal Australia.

Pasangan pengantin yang dinikahkan di Festival Kasongan itu berasal dari kalangan usia berbeda. Pasangan Dede Kusuma dan Dewi Masitoh, misalnya, terbilang masih muda karena kelahiran 1984 dan 1993. Tapi dua pasangan lainnya berusia sudah uzur, pengantin laki-laki berusia 62 dan 57 tahun, sedangkan pasangannya berumur 60 dan 50 tahun.

Pernikahan ini lebih ramai karena puluhan prajurit bergodo berseragam khas pasukan keraton ikut mengarak para pengantin. Panitia Festival Kasongan sudah menyediakan pelaminan untuk perayaan resepsi. Lokasinya di sekitar pusat lokasi galeri kerajinan gerabah, sekitar 500 meter dari gerbang masuk Kampung Wisata Kasongan.

Juru bicara Panitia Festival Kasongan, Ryan Budi Nuryanto, mengatakan pernikahan di dalam guci untuk melambangkan sumber rezeki warga Dusun Kasongan, Desa Bangunjiwo, Kasihan, Bantul. Kerajinan gerabah di kawasan itu semula didominasi produksi guci, sebelum berkembang ke banyak jenis barang kerajinan lainnya.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM