TEMPO Interaktif, Ciputat:Sekitar 60 mahasiswa yang menamakan diri aliansi mahasiswa tolak kenaikan harga BBM menggelar demontrasi didepan gerbang kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Rabu (22/12). Aksi ini diwarnai pembakaran terhadap gambar poster SBY-Kalla dan tempat menutup jalan didepan kampus arah menuju Lebak Bulus yang menyebabkan kemacetan. “Kenaikan harga BBM tidak logis,” ujar Syarif, mahasiswa UIN yang menjadi juru bicaras aksi. Menurutnya, bila alasan kenaikan harga BBM dipicu kenaikan harga minyak mentah dunia, seharusnya menguntungkan Indonesia. Keuntungan inilah, yang menurutnya, dapat digunakan untuk memberi subsidi BBM pada rakyat. “Bukannya malah mencabut subsidi,”katanya. Jika alasan pemerintah menaikan BBM untuk menutupi APBN, menurut Syarif, seharusnya pemerintah meniru langkah Filipina didalam memburu harta koruptor. “Sikat habis harta koruptor untuk dikembalikan kepada rakyat,” ujarnya.Ia menilai langkah pemerintah menaikan BBM merupakan bukti kegagalan 100 hari program SBY. “Ini sebagai para meter awal, karena dampaknya akan memicu kenaikan harga komoditas lain,” ujar Syarif lagi. Aksi dimulai pada pukul 11.00 WIB di depan gerbang kampus UIN, Ciputat. Tergabung dalam aliansi tersebut yaitu, Forkot, Frontnas, dan Amanad UBK. Aliansi tersebut berencana akan melakukan demonstrasi di Istana dan Kantor Menteri Pertambangan dan Energi dengan membawa agenda yang sama. Saat ini, aliansi melanjutkan aksi di dalam halaman kampus UIN. Di tengah jalan halaman kampus tersebut, mereka melakukan happening art dengan membakar foto SBY-Kalla. Pemerintah SBY-Kalla terlalu cepat turun pamor, karena kebijakan yang diambilnya dianggap tak jelas dan merugikan rakyat banyak. Rinaldi