TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung tidak setuju adanya jabatan wakil ketua umum dalam Partai Golkar. Dia merasa tidak ada alasan membentuk lembaga itu. ?Pembentukan lembaga itu tidak ada urgensinya,? katanya dalam konfrensi pers di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (21/12). Adanya pendapat bahwa jabatan tersebut dibuat karena Jusuf Kalla sebagai Wakil Presdien tidak memiliki waktu cukup mengurus partai, dinilai Akbar tidak pada tempatnya. ?Kalau waktu Kalla kurang, kenapa dia maju. Kenapa tidak konsentrasi saja sebagai Wakil Presiden,? ujarnya.Akbar juga kecewa karena munculnya jabatan wakil ketua umum tidak disampaikan secara resmi pada saat pandangan umum. Jabatan itu, menurutnya, tiba-tiba diangkat dalam rapat komisi. ?Selama 40 tahun Partai Golkar, tidak pernah ada wakil ketua umum. Mestinya, kalau ada sesuatu yang penting dan sifatnya prinsipil, diusulkan pada pandangan umum dengan DPD (Dewan Pimpinan Daerah) tingkat satu,? jelasnya.Akbar meyakini munculnya jabatan wakil ketua untuk mengakomodasi kepentingan seseorang. ?Organisasi yang sehat bukan dibuat untuk menampung orang-orang,? katanya. Menurutnya, organisasi dibentuk mencapai satu tujuan yang objektif. ?Untuk mencapai tujuan itulah struktur organisasi dibentuk,? jelasnya.Akbar melihat posisi Agung Laksono sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar tidak elok. ?Kurang baik jika Wakil Presiden yang menjabat ketua umum memilih wakil ketua umum seorang Ketua DPR,? katanya. Namun, Akbar tidak dapat berbuat apa-apa karena sampai sekarang tidak ada ketentuan yang melarang hal itu.Suliyanti ? Tempo