Menhan Purnomo Yusgiantoro (kiri) menyambut kedatangan Menhan Australia David Johnston (kanan) di gedung Kementrian Pertahanan, Jakarta Pusat, Jumat (8/11). ANTARA/Fanny Octavianus
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia tetap akan menerima hibah pesawat Hercules C130 dari Australia. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia sudah membayar untuk pembelian pesawat-pesawat tersebut. “Kalau dibatalkan, uang kita hilang,” kata Purnomo di Hotel Atlet Century Park, Jumat, 29 November 2013.
Ada sembilan Hercules C130 yang akan menjadi milik Indonesia. Empat di antaranya adalah hibah. Sisanya, menurut Purnomo, dibeli Indonesia dengan harga cukup murah. “Yang hibah itu masih harus kami perbaiki di sana-sini,” kata Purnomo.
Purnomo mengatakan pesawat tersebut masih bisa digunakan. “Sangat bermanfaat karena untuk operasi militer, perang, dan bencana,” kata dia. Salah satu kegunaan Hercules yang sudah dirasakan, kata Purnomo, adalah mengirim pesawat tersebut ke Filipina untuk membantu penanggulangan bencana.
Penyadapan oleh pemerintah Australia pada sejumlah pejabat Indonesia membuat Indonesia menghentikan sejumlah kerja sama. Menurut Purnomo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi instruksi untuk menghentikan tiga hal.
Yang pertama, pertukaran data dan informasi intelijen. “Itu kebanyakan urusan kepolisian dan Badan Intelijen Negara,” kata Purnomo. Kedua, pembatalan latihan militer bersama. Antara lain di Lembang dan di Darwin. Terakhir, pembatalan latihan bersama di Laut Cina Selatan.
Purnomo Yusgiantoro: RI Butuh Badan Pengelola Hulu Migas Independen Berdasar UU
5 Juni 2021
Purnomo Yusgiantoro: RI Butuh Badan Pengelola Hulu Migas Independen Berdasar UU
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Purnomo Yusgiantoro menilai Indonesia masih membutuhkan migas untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan.