Presiden Tunjuk Kepala Badan Pengelola REDD+  

Reporter

Selasa, 26 November 2013 21:48 WIB

isa penebangan pohon setelah terjadi perambahan di kawasan hutan lindung Barisan I, Aia Dingin Batu Gadang, Padang, Sumbar, Minggu (13/1). ANTARA/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menunjuk Kepala Badan Pengelola Penurunan Gas Rumah Kaca dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut (Reduction Emissions from Deforestation and Forest Degradation atau REDD+). Informasi ini disampaikan Staf Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, Agus Purnomo, pada acara lokakarya yang diadakan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Jakarta, Selasa, 26 November 2013.

Menurut Agus, dua pekan lalu Presiden memanggil Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto dan menyampaikan penunjukan itu. Namun hingga hari ini, ujar Pungki, --panggilan akrab Agus Purnomo– dia belum mengetahui keputusan Presiden ihwal sosok kepala badan tersebut.

Siapakah figur itu? “Yang jelas bukan saya,” kata Pungki yang masih menjabat Kepala Sekretariat Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Nama Pungki memang banyak disebut-sebut, sejak Presiden Yudhoyono pada 31 Agustus 2013 menandatangani Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2013 tentang Badan Pengelola REDD+. Badan ini menggantikan Satuan Tugas Kelembagaan REDD+, lembaga ad hoc yang diketuai Kuntoro Mangkusubroto.

Tugas lembaga baru ini membantu Presiden melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, perencanaan, fasilitasi, pengelolaan, pemantauan, pengawasan, serta pengendalian REDD+ di Indonesia. Kepala Badan Pengelola REDD+ memiliki fasilitas setara menteri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dia memiliki empat deputi yang selevel dengan pejabat struktural eselon Ia.

Apakah kepala badan itu Heru Prasetyo? “Wah, saya tidak berani menyebut, tunggu pekan depan saja,” kata Agus Purnomo kepada Tempo seusai lokakarya. Saat ini Heru menjabat Deputi 1 UKP4 dan berstatus mantan Sekretaris Satgas REDD+. Heru merupakan teman Kuntoro semenjak kuliah di ITB pada 1970-an.

Pada 2002, Heru menjadi Country Managing Director PT Accenture, perusahaan global konsultan manajemen, layanan teknologi, dan outsourcing. Ketika Kuntoro menjadi Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias, Heru ditarik menjadi salah satu deputinya.

Pungki menilai Heru yang lulusan Master of Business Management dari Asian Institute of Management merupakan sosok yang pas. Alasannya, Heru ikut membidani kelahiran Badan Pengelola REDD+. Di dalam tim Pak Kuntoro, katanya, Heru lah yang paling tahu tentang REDD+.

Dalam paparannya di lokakarya AMAN, Pungki mengaku khawatir dengan masa depan kebijakan menghadapi perubahan iklim. Menurut dia, selama ini beleid tersebut banyak bertumpu pada sosok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Misalnya, komitmen Presiden Yudhoyono dalamSidang G-20 tahun 2009 di Pittsburgh tentang komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020 dari tingkat emisi BAU (business as usual). Ada pula instruksi Presiden tentang gas-gas rumah kaca atau strategi nasional REDD+ dan aturan lainnya.

Jika presiden hasil pemilihan umum tahun depan tidak memiliki kemauan politik terhadap isu perubahan iklim, ujar Pungki, bubar semua upaya selama ini, termasuk keberadaan Badan Pengelola REDD+. Dia merujuk pada pergantian pemerintahan di Australia, di mana Perdana Menteri Tony Abbott menghapuskan pajak karbon dan mengurangi komitmen terhadap mitigasi perubahan iklim.


UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

FAO Dapat Penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize

3 jam lalu

FAO Dapat Penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize

FAO mendapat penghargaan King Hassan II of Morocco Great World Water Prize atas kontribusinya mempromosikan perlindungan dan pelestarian sumber air

Baca Selengkapnya

Masuk Rangkaian World Water Forum, Bandung Spirit Water Gali Solusi Air untuk Pulau Terluar

18 jam lalu

Masuk Rangkaian World Water Forum, Bandung Spirit Water Gali Solusi Air untuk Pulau Terluar

Bandung Spirit Water Summit mencari solusi pengelolaan air terintegrasi untuk pulau-pulau kecil dan terluar.

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

13 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

14 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

17 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

19 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

20 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

21 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

21 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

28 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya