Wiranto Akhirnya Mau Dilamar Akbar

Reporter

Editor

Sabtu, 18 Desember 2004 01:54 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar:Kehadiran Wiranto di ajang Munas VII Golkar di Nusa Dua, Bali, menurut tim suksesnya Suaidy Marasabessy, sebenarnya mengemban misi yang jelas, meraih kursi Ketua Umum DPP Golkar periode 2004-2009. Tapi kenyataan bicara lain. Baru di rapat Paripuna I, Jenderal Wiranto sudah terganjal oleh ketentuan tata tertib yang disusun Steering Committee bentukan Akbar Tandjung dan disahkan oleh peserta Munas. Yakni, dalam pasal 39 tentang syarat calon ketua yang mengharuskan sang calon harus sudah pernah menjabat 5 tahun di jajaran DPP dan DPD. Ibarat jenderal di medan perang, mantan panglima TNI pun harus mengubah target dan strateginya. Agaknya ia kini bergandengan tangan dengan Akbar untuk mengendalikan biduk Partai berlambang pohon beringin. Letnan Jenderal (Purn) Suaidy Marasabessy, mengungkapkan latar belakang Wiranto mau dilamar Akbar Tanjung. Inilah petikannya wawancaranya ;Apa perkembangan terakhir kubu Wiranto setelah terganjal oleh Tatib itu?Pak Wiranto akan bertemu Jusuf Kalla, lalu akan bertemu dengan Akbar Tandjung untuk membuat pernyataan bersama menanggapi isu yang berkembang sekarang yang mengesankan sudah ada deal antara Bung Akbar dan Pak Wiranto akan adanya koalisi.Sebenarnya bagaimana apa sudah ada deal, apa masih menunggu hasil pertemuan dengan Kalla?Nanti lihat saja hasil akhirnya.Kalau boleh tahu, kenapa sih Pak Wiranto masih ingin terlibat di Golkar setelah gagal menjadi Ketua Umum?Keinginan beliau adalah berperan secara maksimal dalam proses politik untuk pembangunan bangsa melalui Golkar. Lalu beliau melihat realitas politik yang ada dimana kenyataannnya ada persyaratan yang sulit beliau penuhi. Maka mencoba mencari jalan lain untuk mengabdi melalui Ketua Dewan Penasehat.Apa betul sudah ada kesepakatan untuk memperluas peran Dewan Penasehat?Ya, itu, yang sudah dinyatakan oleh banyak pihak, bahkan kubu Jusuf Kalla pun sudah menyatakannya , jadi kemungkinan peran Dewan Penasehat memang akan diperluas.Apakah kesediaan menjadi Ketua Dewan Penasehat ini untuk menjaga momentum Wiranto dalam pilpres 2009?Yang terpenting adalah pengabdian dulu. Kalau soal itu akan kembali melihat realitas politik yang ada.Jadi kekecewaan terganjal Tatib itu sudah terhapus?Kalau mau jadi politisi harus luwes dan tak gampang kecewa yang berkepanjangan. Itu harus diterima sebagai realitas politik.Ada kekhawatiran penguatan lembaga penasehat akan mebuat Golkar setback ke masa lalu ketika masih ada lembaga Dewan pembina?Kami memahami kekhawatiran itu, maka harus ada ketentuan yang jelas nantinya. Dewan Penasehat itu seperti apa fungsinya dan wewenangnya sehingga tidak akan melampaui batasan kekuasaannya. Apa ada keyakinan bahwa paket Akbar-Wiranto akan menang di ajang pemilihan?Tentu kami memiliki keyakinan itu, kalau enggak kenapa maju terus. Kami memiliki perhitungan rasional dengan mengacu ke hasil konvensi dan melalui kontak yang terus-menerus dengan DPD II dan juga melalui pertemuan fisik. Tapi dalam situasi seperti ini situasi dukungan memang fluktuatif, lihat saja sudah ada yang mengklaim didukung 28 DPD malah sudah teken tanda-tangan tapi kenyataannya di pandangan umum cuma berapa. Soal 'gizi', kubu anda kabarnya juga paling siap?Anda bisa cek. Yang kami lakukan adalah untuk mengetuk hati nurani para utusan DPD dan mencoba memberikan visi mengenai masa depan Golkar.Kabarnya Wiranto dan Akbar punya masalah pribadi yang sebenarnya membuat mereka sulit untuk bertemu?Ya, tapi, itu masa lalu dan sebagai politisi harus bersedia untuk bersikap luwes menyesuaikan dengan keadaan demi kepentingan yang lebih besar. Siapapun harus sadar dengan situasi itu dan melupakan konflik-konflik pribadi.Kalau Pak Wiranto berperan di Golkar, apa pengaruhnya pada koalisi kebangsaan?Saya kira koalisi kebangsaan akan menjadi lebih moderat dalam melakukan oposisi. Sebab, sudah jelas bahwa pemikiran Pak Wiranto selalu menempatkan kepentingan bangsa di atas segala-galanya. Jadi tidak seperti di awal-awal DPR-lah. Tapi tentunya oposisi bukan berarti legistatif berada di bawah eksekutif sebagaiman yang akan terjadi jika Jusuf Kalla menguasai Golkar karena dia seorang Wakil Presiden.Rofiqi Hasan

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

10 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

11 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

13 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

14 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

25 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

25 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

25 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

26 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

26 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

27 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya