Kisah Supari dari Saudi: Saya Tak Ingin Kembali  

Reporter

Senin, 18 November 2013 03:00 WIB

Sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang melebihi ijin tinggal (overstayed) dari Arab Saudi saat proses pemulangan menuju daerah asal masing-masing di Balai Pelayanan Kepulangan TKI Selapajang, Tangerang, Banten, Selasa (1/11). Sebanyak 1.277 TKI overstayed yang terdiri dari dari 1.211 orang dewasa, 39 anak-anak, dan 27 bayi, dipulangkan dari Arab Saudi dengan menggunakan 4 kloter penerbangan. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Brebes - Kerasnya perjuangan mengurus amnesti sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi membuat Supari, 31 tahun, tak ingin kembali ke negeri yang kaya minyak itu. “Kecuali umrah atau naik haji,” kata warga Desa Luwungbata, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes itu kepada Tempo, Ahad, 17 November 2013.

Supari dan istrinya, Karsi, 30 tahun, sudah genap lima tahun menjadi TKI di Arab Saudi. Mereka berangkat pada 13 November 2008 melalui kantor cabang sebuah perusahaan jasa TKI (PJTKI) di Brebes. Kemiskinanlah yang memaksa mereka menjadi TKI setelah delapan bulan menikah.

Menurut Supari, tidak sedikit TKI yang pingsan karena berdesak-desakan saat mengurus surat perjalanan laksana paspor (SPLP) di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah. Ini terjadi sebelum tenggat yang diberikan Pemerintah Arab Saudi bagi para tenaga kerja asing yang overstay di negeri itu terlampaui. (Baca juga: kisah mereka yang terjaring razia).

“Anak-anak kecil dibawa semua,” ujarnya. Muhammad Jaelani, anak keduanya yang kini berumur lima bulan, ikut dibawa. Bahkan, dari pengamatannya, ada satu yang meninggal dalam antrean, seorang TKI asal Nusa Tenggara Barat yang berusia sekitar 35 tahun. “Herannya, tidak ada yang mengurusi.”

Selain pengap karena saking berjubelnya manusia, Supari menambahkan, para TKI tidak menemukan toilet di kantor KJRI Jeddah itu. Tak ayal lagi, sebagian TKI terpaksa mengenakan pamper atau popok bayi sekali pakai daripada kembali ke urutan belakang lantaran harus buang air kecil dengan keluar dari barisan.

Perjuangan tidak berhenti sampai di situ. Setelah mendapat SPLP, TKI harus mencari exit permit atau izin meninggalkan negara di kantor imigrasi Arab Saudi. Pelayanan exit permit bagi TKI hanya satu hari dalam sepekan. Ribuan TKI kembali berjejal untuk mendapat stempel biru di SPLP itu.

Saking padatnya antrean di kantor Imigrasi Jeddah, Supari terpaksa menguruskan exit permit Karsi dan dua TKI perempuan lain di kantor Imigrasi Madinah. Setelah melewati proses panjang, Karsi dan dua TKI lain itu bisa pulang lebih awal dari Supari. Ketiganya tiba di Jakarta pada 10 Oktober.

DINDA LEO LISTY

Terpopuler
Jonas Minta Maaf, FPI Tetap Ingin Dia ke Penjara

Pemerintah Waspadai 'Cyber Crime'

Pengguna Teknologi Diajak Peduli Cyber Crime

Mariah Carey Merasa Dibohongi di Idol

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

4 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

11 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

12 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

14 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

15 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya