Pengelola Wisata Gunung Kidul Tolak Atribut Parpol

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 17 November 2013 21:27 WIB

Seorang warga melintas didepan spanduk caleg yang dipasang ditembok dikawasan Tanah Tinggi, Jakarta, Selasa (24/3). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Yogyakarta -Sejumlah pengelola objek wisata di Gunung Kidul mendesak panitia Pengawas Pemilihan Umum untuk menindak tegas bagi sejumlah partai politik yang nekat memasang atribut kampanye baik di kawasan atau jalan utama menuju objek wisata.

"Kami menolak kawasan wisata jadi lokasi ajang kampanye dengan adanya atribut. Itu sangat mengganggu visual wisatawan karena mereka berkunjung untuk menikmati alam, bukan atribut partai politik," kata seorang pengelola wisata Gua Pindul Kabupaten Gunung Kidul Budi Hardi kepada Tempo, Ahad 17 November 2013.

Budi yang juga pengurus kelompok wisata Gua Pindul Wirawisata menegaskan pihaknya telah menginstruksikan seluruh anggota pengelola wisata itu agar menolak tawaran uang atau iming iming dari anggota partai politik atau calon legislatif daerah yang ingin 'membeli' ruang di kawasan objek wisata.

"Selama ini terus berdatangan orang orang yang ingin memasang atribut, memanfaatkan keramaian wisata di Pindul sebagai ajang kampanye pemilu 2014," kata dia.

"Kami minta aneka atribut itu segera dibersihkan. Kami sebagai pengelola ingin netral, tak mau ditunggangi kepentingan politik apapun dan tak menerima sumbangan apapun dari partai politik atau calon legislatif," kata dia.

Gua Pindul sendiri, kata Budi, memang selama ini rawan digunakan sebagai lahan kampanye karena kunjungan wisatawan yang terus membludak setiap tahunnya. Pada hari libur atau akhir pekan, kawasan ini mampu meraup 1000 wisatawan per harinya.

Banyaknya wisatawan ini membuat Pindul dikelola oleh sejumlah pengelola. Saat ini ada enam pengelola wisata dengan masing masing beranggotakan sekitar 30 orang warga setempat khususnya dari kawasan Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Gunung Kidul Buchori Iksan menuturkan, objek wisata memang selama ini rawan disalahgunakan sebagai area lokasi kampanye partai politik dan calon legislatif.

"Seperti tak tersentuh pengawasan, tapi kami tegaskan atribut di lokasi wisata adalah pelanggaran," kata Buchori. Selain objek wisata kawasan lain yang rawan untuk ajang kampanye juga seperti sekolah.

Panwaslu menyebutkan, pekan lalu pihaknya mencopot sejumlah atribut kampanye dari partai politik di kawasan wisata seperti Pantai Baron dan Gua Pindul. "Tapi kami tak menyitanya, hanya memindah ke jalan kawasan itu asalkan tidak di pintu masuk karena itu masih diperbolehkan," kata dia.


PRIBADI WICAKSONO


Baca juga:
Anas Tahu Soal Bu Pur, tapi Rahasia
Anas Urbaningrum: Harrier-nya Mana?
KPK Geledah Rumah Anas

Berita terkait

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

5 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

8 hari lalu

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

Sejumlah partai politik mengajukan sengketa Pileg ke MK. Partai Nasdem mendaftarkan 20 permohonan.

Baca Selengkapnya

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

10 hari lalu

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

Mendekati Pilkada 2024, partai-partai politik mulai menyiapkan kandidat yang akan diusung. Beberapa nama telah diisukan akan maju dalam pilkgub.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

35 hari lalu

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

Partai politik memegang peran penting dalam menentukan arah kebijakan negara.

Baca Selengkapnya

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

36 hari lalu

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

Amerika Serikat sebagai negara demokrasi terbesar di dunia memilih dominasi hanya dua partai politik yaiutu Partai Republik dan Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

41 hari lalu

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

LSI Denny JA menyatakan Prabowo-Gibran membutuhkan koalisi semipermanen, apa maksudnya? Berikut beberapa jenis koalisi.

Baca Selengkapnya

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

43 hari lalu

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, dan PAN penuhi parliamentary threshold di Pemilu 2024. Apa bedanya dengan Presidential Threshold?

Baca Selengkapnya

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

44 hari lalu

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

Hasil akhir rekapitulasi suara KPU menyebutkan 8 parpol lolos ke Senayan. Sementara 10 parpol lainnya gagal ke DPR di Pemilu 2024. Berikut daftarnya.

Baca Selengkapnya

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

45 hari lalu

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

Hakim MK mengatakan, keberlakuan Pasal 228 UU Pemilu sesungguhnya ditujukan bagi partai politik secara umum,

Baca Selengkapnya

MK Putuskan Gugatan Mahasiswa soal Pembubaran Partai Politik Tidak Dapat Diterima

45 hari lalu

MK Putuskan Gugatan Mahasiswa soal Pembubaran Partai Politik Tidak Dapat Diterima

Seorang mahasiswa mengajukan permohonan uji materiil Undang-undang tentang Partai Politik ke Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya