Buruh Desak Gubernur DIY Lihat Upah Jawa Tengah  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 12 November 2013 18:41 WIB

Para pengunjuk rasa dari Komite Bersama, gabungan berbagai elemen buruh dan mahasiswa beraksi menolak Upah Minimum Provinsi (UMP) 2011 di depan gedung Disnakertrans Provinsi DIY di Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Aliansi Buruh Yogyakarta (ABY) mendesak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X memutuskan upah minimum provinsi (UMP) dengan menimbang kenaikan upah di wilayah perbatasan DIY-Jawa Tengah.

“Tahun lalu, alasan pemerintah menetapkan upah rendah karena wilayah sekitar DIY juga rendah. Sekarang alasannya apa lagi? Usulan kabupaten perbatasan DIY sudah cenderung tinggi,” kata Sekretaris Jenderal ABY Kirnadi, Selasa, 12 November 2013.

Dia kembali meminta untuk bisa bertemu dengan Sultan sebelum besar upah minimum provinsi diputuskan. Aliansi akan membeberkan tren kenaikan upah usulan pada 2014 dari Kabupaten Magelang, Klaten, dan Purworejo.

Menurut dia, usulan upah minimum di Magelang yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman pada 2014 besarnya Rp 1.160.000. Jumlah itu lebih baik dibanding Sleman yang hanya Rp 1.028.000. “Dari Sleman dan Magelang saja bisa dilihat kenaikan di wilayah DIY hanya 8-10 persen dibanding tahun ini. Sedang Magelang berani sampai 15 persen,” ujar Kirnadi. Dia tak percaya kondisi investasi dan produk domestik regional bruto (PDRB) Magelang lebih baik.

Usulan kenaikan upah di Kabupaten Klaten pun lebih baik dibanding tetangganya, Kabupaten Gunung Kidul yang mengusulkan UMK Rp 1.007.000, sedang Klaten mengusulkan Rp 1.110.000.

Usulan di Kabupaten Kulonprogo tahun ini sudah baik, yakni Rp 1.160.000 yang sepadan dengan tetangganya Purworejo. Tapi Kirnadi yakin usulan itu akan ditekan Dewan Pengupahan karena mendekati angka usulan Kota Yogyakarta, yakni Rp 1.170.000. “Kami melihat ada upaya agar daerah kabupaten di DIY jangan sampai lebih tinggi usulannya dari Kota Yogyakarta. Ini sangat naif,” kata dia. ABY juga mendesak Sultan tidak memakai alasan penerapan upah tinggi di Yogyakarta bakal mengancam tingginya pengangguran.

PRIBADI WICAKSONO


Berita terpopuler
Cerita Lengkap Megawati tentang Karier Jokowi
Marzuki: Tempo, Nanti Ketemu di Surga atau Neraka
Marzuki Alie: Kalau Suapnya Rp 1 T Baru Sebanding
Menteri UKM: Rakyat Tak Tahu Terima Kasih
Anak Pejabat yang Berurusan dengan Aparat
Misteri Bungker Kuno di Solo Mulai Terkuak
Ayu Ting Ting Hamil 7 Atau 4 Bulan?

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

7 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

47 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

55 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya