Kedutaan Besar Australia, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia saat ini masih menunggu jawaban pemerintah Australia atas dugaan penyadapan seperti yang diungkapkan Edward Snowden. Hingga sekarang Indonesia tak tahu informasi apa saja yang dikumpulkan pemerintah Australia melalui penyadapan ini.
"Tidak ada (informasi). Sampai sekarang harus dibuktikan apakah penyadapan itu terjadi," kata Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri, Teuku Faizazyah, dalam diskusi Polemik Sindo Radio di Cikini, Sabtu, 9 November 2013. Hanya, kata Faizazyah, berdasarkan informasi, penyadapan yang dilakukan Australia bersifat masif.
Setelah pemanggilan Duta Besar Australia, pejabat kedutaan melaporkan apa keberatan Indonesia atas penyadapan itu. Informasi yang diperoleh Indonesia, kata dia, hanyalah pemerintah Australia tak membantah atau membenarkan ihwal penyadapan ini.
Pemerintah Australia hanya menampung ketidaksenangan Indonesia atas penyadapan ini. Namun Faizazyah tak menjawab langkah apa yang dilakukan jika penyadapan itu benar terjadi. Menurut dia, Indonesia sudah menyampaikan keprihatinan kepada Australia.
Faizazyah mengatakan, pemanggilan Duta Besar oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menunjukkan sikap tegas Indonesia. Saat ditanya kenapa bukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang merespons penyadapan, Faizazyah hanya menjawab, apa yang dilakukan Marty merupakan arahan Presiden. "Reaksi kita mesti terukur, mesti memiliki langkah yang jelas," kata dia.