Kejaksaan Akan Periksa Prajogo

Reporter

Editor

Senin, 13 Desember 2004 09:00 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Jatuhnya putusan kasasi Sudjiono Timan, mantan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), membuat Kejaksaan Agung membuka kembali kasus korupsi ratusan miliar itu. Pengusaha terkenal Prajogo Pangestu dan direksi BPUI yang diduga ikut terlibat akan segera diperiksa untuk kemudian berkasnya dilimpahkan ke pengadilan. "Sudah saya perintahkan untuk memeriksa tersangka lainnya begitu Mahkamah Agung memutuskan Sudjiono Timan bersalah," kata Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus Sudhono Iswahyudi kepada Tempo tadi malam.Sudhono menjelaskan, penyidikan kasus ini memang sempat tertunda akibat keluarnya putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 25 November 2002. Majelis hakim yang diketuai I.D.G. Putra Jadnya melepaskan Sudjiono Timan dari tuntutan hukum. Saat itu majelis berpendapat, perbuatan melawan hukum yang dilakukan terdakwa tidak termasuk wilayah pidana korupsi atau penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain, melainkan hukum perdata. Namun, putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu dibatalkan Mahkamah Agung lewat putusan kasasi pada 3 Desember 2004. Majelis hakim kasasi yang diketuai Bagir Manan menyatakan, Sudjiono terbukti bersalah melakukan korupsi bersama beberapa rekannya. Dia dihukum 15 tahun penjara serta harus membayar uang pengganti US$ 98 juta atau Rp 369 miliar. Namun, eksekutor tak berhasil menemukannya. Kejaksaan lalu menetapkan Yujin, panggilan akrabnya, sebagai buron. Menurut Muhammad Assegaf, pengacara Sudjiono, tidak adil jika kasus itu hanya memeriksa dan mengadili kliennya. Mestinya, menurut dia, kliennya itu tidak bersalah dalam kasus ini. Dalam dakwaan, ujar dia, disebut keterlibatan direksi BPUI dan beberapa pengusaha. "Namun, penyidikan terhadap mereka tidak dilakukan," ujarnya. Prajogo adalah satu dari beberapa nama yang diduga ikut terlibat dalam berkas dakwaan jaksa terhadap Sudjiono. Nama lain dalam berkas dakwaan yang sama adalah Hadi Rusli, Hario Suprobo, Witjaksono Abadiman, Agus Anwar, dan Roberto V. Ongpin.Keterlibatan Prajogo, berdasarkan berkas dakwaan jaksa, berawal dari tawaran bisnis Sudjiono pada 1995 berupa investasi pembelian saham-saham perusahaan di luar negeri. Prajogo ditawari membeli saham perusahaan PhilCom di Filipina. Keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli dan jual saham perusahaan ini, menurut berkas, kemudian mereka bagi-bagi. Prajogo pun tergiur dengan tawaran itu. Apalagi dia mengenal Sudjiono berpengalaman dalam bisnis transaksi saham. Mereka pun lalu menggandeng Roberto V. Ongpin, menteri pada masa pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos, untuk mencari informasi tentang investasi saham-saham di negeri jiran itu."Prajogo menyerahkan kepada terdakwa Sudjiono untuk mengatur pembiayaannya dari PT BPUI, mengurus sarana dan perusahaan yang akan digunakan, serta melaksanakan pembelian saham," kata jaksa dalam dakwaan.Sudjiono dengan dibantu direksi BPUI, yakni Hadi Rusli, Hario Suprobo, dan Witjaksono Abadiman, kemudian membentuk perusahaan bernama Festival Company Incorporated yang berkedudukan di British Virgin Island. Pilihan jatuh ke negara ini untuk menghindari pembayaran pajak ke pemerintah Indonesia.Dana PT BPUI--badan usaha milik negara yang sahamnya dimiliki oleh Departemen Keuangan dan Bank Indonesia--lalu mengalir ke Festival Company Incorporated untuk kepentingan Prajogo. Jumlah dana BPUI yang ditransfer beberapa kali ke rekening Festival Company Incorporated mencapai US$ 79 juta. Prajogo sendiri menanamkan jaminannya sebesar US$ 1 juta. Namun, saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada 1997-1999, harga saham anjlok dan dana BPUI yang diinvestasikan sulit ditarik. Akibatnya, jaksa menaksir, negara dirugikan sekitar Rp 364 miliar. Pengacara Denny Kailimang menolak menanggapi pemeriksaan kembali keterlibatan Prajogo. "Saya tidak bisa berkomentar," katanya. Denny, yang hingga Oktober lalu masih mewakili Prajogo, kini mengaku belum ditunjuk kembali sebagai pengacara pengusaha tersebut. Sementara itu, pihak Prajogo belum bisa dihubungi. l maria rita

Berita terkait

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

20 jam lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

1 hari lalu

Beredar Video Harvey Moeis Jalan-Jalan Meski Ditahan, Kuasa Hukum: Itu Nyebar Fitnah

Kuasa hukum Harvey Moeis dan istrinya Sandra Dewi, Harris Arthur Hedar, membantah kliennya berkeliaran di salah satu pusat pembelanjaan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

2 hari lalu

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

Kemenpan RB menyiapkan jumlah formasi yang cukup besar bagi kejaksaan agung dan MA untuk formasi rekrutmen CPNS pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

3 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

3 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

3 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

3 hari lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

4 hari lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Pimpinan Mahkamah Agung Diduga Ditraktir Pengacara, Komisi Yudisial Terjunkan Tim Investigasi

4 hari lalu

Pimpinan Mahkamah Agung Diduga Ditraktir Pengacara, Komisi Yudisial Terjunkan Tim Investigasi

Komisi Yudisial masih memverifikasi laporan dugaan pelanggaran kode etik pimpinan Mahkamah Agung

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

4 hari lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya