Linda Agum: Aksesi FCTC Tak Rugikan Industri Rokok  

Reporter

Rabu, 6 November 2013 15:52 WIB

TEMPO/Nickmatulhuda

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar, mengatakan ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) atau Konvensi Pengendalian Tembakau tak akan merugikan industri rokok.

Aksesi adalah tindakan formal satu negara yang merupakan penegasan keterikatan terhadap perjanjian tertentu di tingkat internasional. Ratifikasi dilakukan oleh negara yang bukan menjadi penandatangan awal dari perjanjian tersebut.

"Dari pembicaraan di rapat kerja disimpulkan aksesi FCTC tidak akan mempengaruhi industri tembakau dan rokok," kata Linda usai menghadiri rapat kerja tingkat menteri terkait dengan aksesi FCTC di Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Jakarta, pada Rabu, 6 November 2013.

Menurut Linda, ketentuan dalam FCTC tidak melanggar kedaulatan hukum negara yang melakukan aksesi. Beberapa ketentuan seperti cukai tembakau dan harga rokok diatur oleh masing-masing negara. Hal ini mengakibatkan negara bisa mengontrol produksi tembakau dan rokok tanpa merugikan perekonomian. (Baca : Menkes: Presiden Dukung Ratifikasi FCTC | nasional | )

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, mencontohkan beberapa negara yang industri tembakau dan rokoknya tidak merugi setelah mengaksesi FCTC. Negara-negara tersebut adalah Cina, Brazil dan India yang pada 2002 menguasai produksi tembakau dunia. Setelah aksesi FCTC, industri tembakau dan rokok mereka tidak mengalami penurunan produksi. Bahkan, menurut Tjandra, skala produksi tembakau dan rokok di Thailand bertambah setelah aksesi FCTC pada 2004."

Menurut Tjandra, tujuan aksesi FCTC adalah melindungi kesehatan generasi sekarang dan masa datang. Data statistik menyebutkan pada abad ke-20 terdapat 100 juta orang meninggal akibat rokok.

Jika tidak segera ditangani, pada abad ke-21 angka kematian bisa mencapai 21.1 miliar orang. Di Indonesia, terdapat 43 juta lebih anak-anak yang terpapar atau terkena dampak asap rokok. Angka tersebut berkisar 50 persen dari jumlah anak yang mencapai 80 juta. Prevalensi perokok anak antara usia 10-14 tahun pun meningkat yang mencapai angka 17.5 persen.

NURUL MAHMUDAH


Berita Terpopuler




























Berita terkait

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

6 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

49 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

49 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Punya Kedekatan dengan Industri Rokok

51 hari lalu

Jokowi Disebut Punya Kedekatan dengan Industri Rokok

Jokowi sempat ogah membahas masalah rokok bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Disebut punya kedekatan dengan industri rokok.

Baca Selengkapnya

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

16 Oktober 2023

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

PPPK 2023 yang dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi, dapat mengajukan sanggahan.

Baca Selengkapnya

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

6 Oktober 2023

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

Anak yang berhadapan dengan hukum sebagai pelaku tindak pidana tetap berhak mendapatkan pendidikan, tak terkecuali anak yang jadi pelaku perundungan.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

15 September 2023

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

Dua bayi tertukar di Kabupaten Bogor masih menyesuaikan pengasuhan dengan orang tua biologis.

Baca Selengkapnya

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

13 September 2023

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

Sebelas anak dilarikan ke RSUD Batam karena terkena gas air mata saat bentrokan antara warga dan polisi terjadi di Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya

Kasus Bayi Tertukar di Bogor 99,9 Persen Valid, Polisi: Kami Tunggu Laporan Ortu

26 Agustus 2023

Kasus Bayi Tertukar di Bogor 99,9 Persen Valid, Polisi: Kami Tunggu Laporan Ortu

Kasus bayi tertukar di Kabupaten Bogor, akhirnya terungkap melalui hasil tes DNA

Baca Selengkapnya