TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Jakarta Umar Idris mengatakan, upah wartawan di Indonesia tergolong paling rendah dibandingkan dengan negara-negara kawasan Asia Tenggara. Pasalnya, pengeluaran perusahaan media untuk biaya gaji wartawan terbilang sangat rendah.
AJI merujuk pada pengeluaran dua perusahaan media yang biaya gaji wartawan hanya sebesar 8 persen dan 12,39 persen dari total pendapatannya. Anggota Divisi Serikat Pekerja AJI Jakarta, Erick Tanjung, mengatakan prosentasi angka pengeluaran ini dikatakan lebih sedikit jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Erick mengatakan, di Malaysia upah perusahaan media untuk menggaji jurnalis sebesar 18,3 persen, sedangkan di Singapura sebesar 29,3 persen. Di Australia, pengeluaran media untuk wartawannya senilai 37,12 persen. "Cukup besar mereka membiayai gaji wartawannya," katanya.
Wartawan media online ini mengatakan, besaran angka tersebut berasal dari informasi data AJI, di antaranya dari situs Bloomberg.
Sebelumnya, AJI Jakarta menetapkan standar upah layak untuk jurnalis pemula di Jakarta pada tahun 2014 sebesar Rp 5,7 juta per bulan. Umar mengatakan, angka upah layak itu dihitung berdasarkan 39 komponen yang menyangkut kebutuhan hidup layak bagi seorang jurnalis pemula di Jakarta.
Umar berharap pada semua perusahaan media menjadikan standar upah layak dari AJI Jakarta ini sebagai acuan dalam menggaji jurnalisnya. Dengan gaji layak, kata dia, wartawan akan bekerja lebih baik dan tidak melanggar kode etik jurnalistik.
ALI HIDAYAT
Berita terkait
Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer
1 Juni 2021
Hamid Mir, jurnalis ternama dan pembawa acara talk show politik populer di Pakistan, diskors setelah mengkritik militer dan mendukung sesama jurnalis.
Baca SelengkapnyaAJI Jakarta Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis di Munajat 212
22 Februari 2019
AJI Jakarta mengutuk aksi kekerasan dan intimidasi oleh massa FPI terhadap jurnalis yang sedang liputan di acara Munajat 212.
Baca SelengkapnyaAJI Jakarta Kecam Intimidasi Terhadap Jurnalis Detikcom
5 November 2018
Menurut Ketua AJI Jakarta, intimidasi terhadap jurnalis seperti itu telah mengancam kebebasan pers.
Baca SelengkapnyaDukung Jurnalis Investigasi, ICIJ Luncurkan ICIJ Insiders
20 Juni 2018
International Consortium of Investigative Journalism (ICIJ) membuka program untuk para pendonor yang disebut ICIJ Insiders.
Baca SelengkapnyaBagi Jurnalis, Honduras Negeri Paling Bahaya di Amerika
4 Mei 2018
Honduras adalah negeri paling bahaya di Amerika Selatan bagi jurnalis. Pelecehan dan panggilan telepon gelap kerap diamali jurnalis.
Baca SelengkapnyaHari Pers Dunia, Jurnalis Mesir Terima Penghargaan dalam Penjara
3 Mei 2018
Memperingati hari pers dunia, jurnalis foto mesir, Shawkan, mendapat penghargaan World Press Freedom dari UNESCO ketika ia menjalani penahanan.
Baca SelengkapnyaJurnalis TV Bacakan Deklarasi Pilkada yang Damai dan Bebas SARA
3 Maret 2018
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) mendeklarasikan janji pemilihan kepala daerah atau pilkada yang damai, bebas konten SARA.
Baca SelengkapnyaIntimidasi terhadap Jurnalis BBC yang Meliput di Papua, Dikecam
5 Februari 2018
Tiga jurnalis BBC Indonesia diusir saat meliput wabah campak dan busung lapar di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, karena cuitan di Twitter.
Baca SelengkapnyaPolri Belum Terima Investigasi Pengusiran Wartawan BBC dari Papua
4 Februari 2018
Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin mengatakan belum menerima hasil investigasi terhadap pemulangan kontributor dan wartawan BBC dari Papua.
Baca SelengkapnyaJurnalis Top New York Times Diskors Gara-gara Lecehkan Reporter
21 November 2017
Jurnalis politik terkemuka New York Times diskors karena tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa reporter wanita muda.
Baca Selengkapnya