Ini Cerita Prabowo Kenapa Trauma pada Pers  

Reporter

Senin, 28 Oktober 2013 09:22 WIB

Prabowo Subianto. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto kini berusaha untuk lebih dekat dengan pers. Selama ini calon presiden ini mengaku trauma dengan pers karena beritanya kerap memojokkan dirinya. Upaya dekat dengan wartawan belum mulus. Jumat pekan lalu, Prabowo dikecam lantaran ucapannya yang menyebut wartawan bisa disuap.

Pernyataannya itu disampaikan dalam ceramah di hadapan ribuan kader Himpunan Kelompok Tani Indonesia di Gedung Intan Balarea, Garut, Jawa Barat, Jumat, 25 Oktober 2013. Esoknya, Prabowo bersama tim mengklarifikasi ucapan itu dan mengatakan dia tak bermaksud melecehkan profesi wartawan.

Cerita trauma kepada media pernah diutarakan Prabowo saat bertandang ke kantor Tempo di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada 9 Oktober 2013. Berikut ini petikan wawancara Tempo dengan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat itu.

Anda agaknya selalu nervous jika bertemu wartawan?

Tidak nervous. Seperti apa, ya...begini…saya pikir, jika mereka (wartawan) sudah ambil kesimpulan sendiri dan meski dengan segala upaya saya beri penjelasan, tetap angle-nya akan menghantam saya. Saya pernah baca biografi orang besar, di mana salah satu ajaran mereka adalah never give an interview. I do give interview, tapi sering interview saya di-twisted (pelintir). Jujur, begini ya, kalau memang niatnya untuk merusak dan menghancurkan, untuk apa kita (wawancara),...you understand what I means.

Kemarin (wartawan) Al Jazeera datang dari Doha (Qatar). Dia meminta wawancara dengan saya. Ada apa ini? Tiket mahal, jauh-jauh datang, they must be an agenda. Syakwasangka saya. Dia deketin anak-anak muda saya, feeling saya dia akan datang dengan suatu agenda. Ujung-ujungnya dia akan tanya HAM, penculikan, boikot Amerika, Timor Timur. Itu Feeling saya.

Dia datang ke tempat saya di Hambalang. Saya ajak makan dulu. Saya bilang bahwa saya enggak yakin dia akan fair sama saya. Di rumah saya kan isinya foto tentara, dia nyorot itu terus. Anda sudah lihat videonya? Former special forces commander, notorious (kejam). Meski begitu, dia fair. Jawaban saya tidak dipotong.

<!--more-->

Yang ditanya apa saja?

Anda dicoret dan di-black list oleh Amerika? Saya katakan, jika orang seperti Nelson Mandela saja pernah dicoret, so masak kita harus, Amerika pernah keliru juga. Tapi sayang, ada beberapa yang di luar wawancara yang enggak direkam. Anyway, itu penjelasan kenapa saya agak alergi dengan media.

Saya ke sini (Tempo) sebetulnya disarankan untuk membuka hubungan baik dengan media. Tadinya saya sebetulnya ada sedikit alergi terhadap pers Indonesia. Karena saya merasa tadinya, sebagian pers Indonesia sudah menjadi alat daripada modal besar. Itu perasaan saya. Bisa dari segi logika. Contoh umpamanya, Koran x dimiliki si A. Si A ingin maju. Jadi ini hal yang wajar. Jadi, dalam perang, politik perang itu kadang-kadang bedanya sangat tipis. Sebetulnya perang itu adalah bagian dari politik. Politik menggunakan perang untuk tujuan-tujuannya. War is configuration politic sebetulnya.

Tadinya saya berpikir itu. Sehingga saya berpikir, saya tidak bisa mendapat perlakuan yang fair terhadap saya. Umpamanya saya diwawancara, dari dalam negeri maupun luar negeri, niat saya baik, saya jawab semua. Kalau jawabannya tidak disukai, dipotong. Jawaban saya tidak lengkap. Jadi ini pengalaman saya, terutama dengan pers Barat. Saya mengalami beberapa kali kekecewaan.

Sebagai contoh, waktu saya di Timor Timur, datang rombongan wartawan dari Barat. Kemudian mereka minta ketemu tawanan dari Fretelin. Saya meyakinkan panglima agar mereka diizinkan melihat bagaimana perlakuan Indonesia. Toh, kita selalu dapat black press saat itu. Lalu saya pertemukan wartawan dengan tawanan itu. Saya kira suasananya baik. Enggak tahunya beberapa minggu kemudian keluar di Newsweek, Mayor Prabowo memamerkan tawanan sebagai trofi perang. Angle-nya begitu. Dari situ saya mulai agak syok. Itu kejadian tahun 1980.

TIM TEMPO


Terpopuler
Ini Agenda Aksi FPI Menolak Lurah Susan

FPI Akan Demo Jokowi Soal Lurah Susan
Tanah Ahli Waris Adam Malik Dijual Rp 350 Miliar
Kronologi Penyiraman Air Keras Barry Saint Loco
Jokowi Kejar-kejar Pelari Kenya
Kabar Anak Terjatuh di Gandaria City Hoax
Acara Silaturahmi Korban 65 Diserang FAKI
Barry Saint Loco Akan Dibawa ke Jakarta Siang Ini
Jakarta Marathon Bikin Macet, Jokowi: Biasanya Juga Macet
Tak Hanya Susan, FPI Juga Bidik Lurah Grace

Berita terkait

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

8 Juni 2022

5 Dosa Politik Taufik pada Prabowo Subianto dan Partai Gerindra

Politikus senior M Taufik dipecat dari Gerindra karena dinilai telah membuat dosa politik dan pembangkangan pada partai dan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

8 Juni 2022

Gerindra Berkukuh Dorong Prabowo Nyapres Lagi di Pilpres 2024

Politisi Partai Gerindra menegaskan partainya tetap kukuh mendorong Ketua Umum Prabowo Subianto maju kembali sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

8 Juni 2022

Riza Patria Akan Patuh Keputusan DPP Gerindra Soal Pemecatan Taufik

Pemecatan resmi Muhammad Taufik bakal ditentukan DPP Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

7 Juni 2022

Taufik Akan Pindah ke Partai Berideologi Nasionalis setelah Dipecat Gerindra

Politikus senior Gerindra Muhammad Taufik mengatakan jika harus bergeser, maka akan mencari partai yang nasionalis.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

7 Juni 2022

Gerindra Jakarta: Pemecatan M Taufik Baru Rekomendasi, Belum Diputuskan

Ahmad Riza Patria mengungkapkan, pemecatan M Taufik dari partai barurekomendasi dari Majelis Kehormatan Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

2 Juni 2022

Kontroversi Taufik, Akan Mundur dari Gerindra Demi Anies Baswedan Jadi Capres

Politikus senior Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik akan mundur dari partainya demi bisa mendukung Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

2 Juni 2022

Hadiri Pelantikan Penggantinya, Taufik Gerindra: Enggak Ada yang Istimewa

Mohamad Taufik dari Partai Gerindra menyatakan penggantiannya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI sebagai hal biasa.

Baca Selengkapnya

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.

Baca Selengkapnya

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Siapkan Sikap Politik terhadap Jokowi-Maruf

9 Oktober 2019

Prabowo Subianto Siapkan Sikap Politik terhadap Jokowi-Maruf

Sikap Prabowo Subianto akan disampaikan saat Rakernas Partai Gerindra 17 Oktober 2019.

Baca Selengkapnya