KBS Harus Dikelola Tenaga Profesional  

Reporter

Jumat, 25 Oktober 2013 19:46 WIB

Menhut Zulkifli Hasan (kiri) meninjau Kebun Binatang Surabaya (14/9). TEMPO/Kukuh S Wibowo

TEMPO.CO, Bogor - Organisasi perlindungan satwa liar, ProFauna Indonesia, menuntut agar Kebun Binatang Surabaya (KBS) dikelola oleh tenaga profesional yang memiliki pengalaman menangani satwa, agar animal welfare atau kesejahteraan satwa tidak terabaikan. "Mengurus satwa tak bisa main-main, serahkan kepada ahlinya," kata Ketua ProFauna Indonesia Rosek Nursahid kepada Tempo, Jumat, 25 Oktober 2013.

Menurut Rosek, kemelut yang melanda KBS tidak akan terselesaikan karena pengelolaanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak profesional. Pemerintah Kota Surabaya, yang mengambil alih pengelolaan, juga tidak memiliki tenaga yang ahli dalam bidang konservasi satwa.

Rosek mengingatkan, kesejahteraan satwa yang terabaikan, yang disusul kematian satwa yang beruntun, akibat pengelolaan yang dilakukan secara asal-asalan.

Analisis ProFauna menyebutkan, lahan KBS yang hanya seluas 15 hektare dihuni oleh 4.025 satwa, sehingga melebihi kapasitas. Selain itu, KBS tak didukung dengan kandang dan lahan konservasi yang memadai. Bandingkan dengan lahan konservasi Taman Safari Bogor seluas 178 hektare, menampung 1.500 satwa.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, setiap hari rata-rata menerima 100 kicauan di Twitter-nya yang mencaci makinya berkaitan dengan amburadulnya pengelolaan KBS. Terutama setelah beberapa pekan lalu, seekor anak orang utan koleksi KBS mati. Zulkifli berjanji akan mempertahankan KBS sebagai kawasan konservasi bagi satwa liar eksitu dan pusat pendidikan satwa. "KBS akan tetap kami pertahankan," ujarnya pada saat berkunjung ke Kebun Raya Bogor Kamis kemarin, 24 Oktober 2013.

Kementerian Kehutanan menyerahkan pengelolaan KBS kepada Pemerintah Kota Surabaya berdasar izin prinsip, setelah mencabut hak pengelolaan dari pengelola sebelumnya. ”Kami tidak ingin konflik di KBS berkepanjangan, yang merugikan satwa,” kata Zulkifli.

Pada saat berkunjung ke KBS beberapa waktu lalu, Zulkifli menyaksikan langsung harimau Sumatera bernama Melani yang sakit akibat memakan daging berformalin.

Dokter hewan Yonana yang menangani Melani menjelaskan, harimau Sumatera yang berusia 15 tahun itu mulai membaik. Bulu loreng mulai terlihat mengkilat, wajahnya cerah, sudah bisa mengaum, dan mandi secara normal. Bobotnya sudah mencapai 48 kilogram, naik dibandingkan bobot semula 45 kilogram "Fisiknya semakin membaik," tuturnya.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.

Baca Selengkapnya

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.

Baca Selengkapnya

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.

Baca Selengkapnya

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.

Baca Selengkapnya

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.

Baca Selengkapnya

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.

Baca Selengkapnya