TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Achmad Wiyono, mengatakan 53 desa yang tersebar di 10 kecamatan kekurangan air. "Kekurangan air untuk kebutuhan pertanian dan konsumsi," kata dia kepada wartawan, Senin, 21 Oktober 2013.
Sepuluh kecamatan itu, antara lain, berada di Wongsorejo, Tegaldlimo, Kalipuro, Purwoharjo, Srono, Pesanggaran, dan Siliragung. Namun BPBD mencatat kekeringan terparah berada di Kecamatan Wongsorejo.
Menurut Wiyono, BPBD hanya memiliki anggaran Rp 100 juta untuk mengatasi kekeringan. Anggaran itu hanya diarahkan untuk Kecamatan Wongsorejo. Antara lain untuk pengadaan pipa, tandon, dan sumur artesis.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Banyuwangi, Sapuan, mengatakan sebagian besar petani saat ini menunda menanam padi. "Ada 3 ribu hektare yang belum ditanami padi," kata dia.
Menurut dia, langkanya air membuat petani khawatir padi akan kekeringan bila ditanam saat kemarau panjang. Sumur bor yang ada juga tidak mencukupi. HKTI, kata dia, telah meminta pemerintah Banyuwangi turun tangan menangani kurangnya air untuk pertanian.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengungkapkan, sebanyak 16 kabupaten/kota di Jawa Timur mengalami kekeringan tahun ini. Kekeringan paling luas di daerah Madura.
IKA NINGTYAS
Berita Terpopuler:
Ical Anggap Dinasti Atut Baik dan Untungkan Partai
Banyak Kebakaran, Jokowi: Memang yang Bakar Saya?
Kamar Digeledah, Gayus: Bongkar Saja Pak!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Ani Yudhoyono Abadikan Momen Pesta Azima Rajasa