TEMPO.CO, Surabaya - Seorang mantan buruh migran di Malaysia, terjerumus ke dunia maksiat sejak tahun 2010 lalu. PSK bernama Yuli ini mengaku terpaksa terjun ke bisnis pemuas syahwat karena dipicu faktor ekonomi. Ia mangkal di lokalisasi Moroseneng, Surabaya.
Yuli memiliki dua anak yang membutuhkan biaya sekolah. Ia sudah cerai dengan suaminya sejak 2005. Ia menjadi TKW di Malaysia secara ilegal pada 1997-1999. "Anak saya butuh biaya sekolah. Ya mau gimana lagi? saya juga enggak punya keahlian," kata Yuli kepada Tempo saat ditemui di Wisma Putri Kuning 2, Moroseneng Surabaya, Sabtu, 12 Oktober 2013.
Sebelum menjadi PSK, Yuli bekerja serabutan dengan menjual hasil bumi ke pasar. Ia berasal dari daerah Malang Selatan. Uang yang dihasilkan dari pekerjaan ini, kata Yuli, tidak cukup untuk menopang biaya ekonomi rumah tangganya. Beban hidup semakin berat setelah ia bercerai dengan suami. Sementara dua anaknya harus sekolah dan mantan suaminya enggan menanggung beban ekonomi Yuli dan dua anaknya tersebut.
Puncaknya pada 2010. Kondisi ekonomi yang tak kunjung membaik memaksa janda Yuli memilih menjadi pekerja seks di Moroseneng. Ajakan temannya disambut positif dan mulailah Yuli bergumul di dunia malam dengan profesi PSK di Wisma Putri Kuning 2. Karena termasuk yang paling tua, Yuli dijuluki "bunda" oleh 9 PSK lainnya dalam satu wisma. "Saya bimbing yang muda-muda. Biar mereka tahu seluk beluk bisnis ini, kami semua inginnya keluar dari prostitusi, tapi enggak tahu kapan," Yuli menjelaskan dengan didampingi 9 PSK lainnya di lantai dua wisma tersebut.
Melalui profesinya, Yuli bisa membiayai anaknya hingga kuliah di fakultas ekonomi salah satu universitas di Malang. Saat ini, anaknya duduk di semester V. Kepada keluarga dan anak-anaknya, ia mengaku bekerja di pabrik, bukan sebagai PSK. Cara ini merupakan siasat menutupi aib keluarga. Sayang, ia enggan menjelaskan detail soal keberhasilannya menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
Setiap bulan, minimal dia mengantongi duit Rp 5 juta. Sebagian ditranfer untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya. "Setelah bisa mewujudkan semua tujuan, saya keluar. Memang enak kerja beginian, cari uang gampang. Tapi capek, setiap hari tubuhku dibolak-balik para tamu, pinggang ini capek," ujarnya.
Soal tamu idaman, ia tak banyak pilih. Hanya, Yuli memberikan kriteria tamu wajib bersih dan sopan. Jika tamu memperlakukan PSK seenaknya, Yuli tak segan menolak kendati harus kehilangan pemasukan. Termasuk tamu yang berkukuh minta gaya main seks yang aneh-aneh. "Saya ingin menikah lagi, asalkan duren (duda keren). Pernah jatuh cinta ke tamu, tapi saya batin saja," ujar Yuli. Selengkapnya, baca Edisi Khusus Dolly.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita terkait
Mantan Muncikari Naik Haji
PSK di Dolly Mengaku Tidak Suka Pria Perkasa
Semalam, Satu PSK Dolly Layani 10 Tamu
Prostitusi di Dolly, Siapa Yang Diuntungkan?
Berita terkait
Prostitusi Online di Karawaci Beroperasi di Bulan Ramadan, Remaja Ditawarkan dengan Tarif Rp 500 Ribu
43 hari lalu
Prostitusi online ini dikelola pasangan suami istri dari sebuah rumah dua lantai di Karawaci Tangerang.
Baca SelengkapnyaPasutri Buka Prostitusi Online di Karawaci Tangerang, Eksploitasi Dua Remaja di Bawah Umur
43 hari lalu
Polsek Karawaci membongkar praktik prostitusi online yang dikelola oleh pasangan suami istri. Mereka menjajakan dua remaja di bawah umur.
Baca SelengkapnyaAdhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur
16 Februari 2024
Adhy menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKPAI Desak Kementerian Kominfo Tutup Aplikasi yang Berpotensi Munculkan Prostitusi Anak
13 Oktober 2023
Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mendesak Kementerian Kominfo menutup aplikasi yang yang dijadikan jejaring prostitusi anak.
Baca SelengkapnyaKasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Tunggu Hasil Analisis Uji Lab Barang Bukti
4 Oktober 2023
Penyidik juga akan melibatkan tiga ahli dalam kasus prostitusi anak online yang dilakukan muncikari Mami Icha itu.
Baca SelengkapnyaKasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban
4 Oktober 2023
Keterangan 21 anak korban prostitusi online Mami Icha diperlukan untuk menguak lebih dalam dugaan tindak pidana yang terjadi.
Baca SelengkapnyaKasus Prostitusi Anak Mami Icha, Polisi Segera Periksa Saksi Ahli Pidana dan Pornografi
1 Oktober 2023
Polisi segera memeriksa saksi ahli pidana dan pornografi untuk kasus prostitusi anak yang dilakukan muncikari berinisial FEA alias Mami Icha.
Baca SelengkapnyaPolisi Identifikasi Sindikat dalam Bisnis Prostitusi Mami Icha
30 September 2023
Polisi meyakini Icha tidak sendiri menjalani bisnis prostitusi anak online ini
Baca SelengkapnyaIcha Muncikari 24 Tahun Rekrut Puluhan Anak Sebagai PSK Online Lewat Jejaringnya
27 September 2023
Puluhan anak perempuan yang dijual Icha sebagai PSK dihargai Rp1,5 juta hingga Rp8 juta per jam
Baca SelengkapnyaPenertiban Indekos di Pejaten yang Diduga Sarang Prostitusi Online, Polisi Temukan 4 Pasangan Bukan Pasutri
20 September 2023
Polisi mendapat laporan warga yang menduga ada praktik prostitusi di indekos kawasan Pejaten Barat tersebut.
Baca Selengkapnya