TEMPO.CO, Kupang - Sedikitnya 16 balita di Desa Nuapin, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), masih menjalani perawatan di tenda-tenda darurat di desa itu akibat wabah campak yang menyerang balita di desa tersebut.
"Masih ada belasan balita yang dirawat karena wabah campak," kata dokter PTT Kecamatan Fatumnasi, dokter Nelly, Kamis, 10 Oktober 2013. Wabah campak yang melanda desa tersebut telah merenggut 10 jiwa yang rata-rata adalah balita.
Wabah campak yang melanda desa ini sudah terjadi dalam sebulan terakhir, yang disebabkan persebaran virus melalui udara dan debu. Biasanya virus menular melalui batuk serta infeksi tetes reak pada hidung yang menyebar ke seluruh tubuh.
Serangan campak membuat anak-anak demam tinggi hingga tubuh muncul bintik-bintik merah. Namun, wabah campak biasanya tidak menimbulkan kematian. "Jika korban meninggal, umumnya disebabkan anak itu menderita gizi buruk dan gizi kurang," katanya.
Dinas kesehatan Timor Tengah Selatan Hosiani In Rantau mengatakan serangan campak pernah terjadi pada 60-an, tetapi tidak mengakibatkan korban meninggal. "Serangan kali ini yang paling mematikan. Sudah 10 orang meninggal dan ratusan anak dirawat," katanya.