Wah, 13 Kerupuk Boraks Lolos Uji Kesehatan?

Reporter

Jumat, 4 Oktober 2013 18:50 WIB

perajin kerupuk bandung

TEMPO.CO, Surabaya- Dosen Fakultas Pertanian Universitas Dr Soetomo Surabaya, Fadjar Kurnia Hartati, menemukan indikasi 13 merek kerupuk non protein yang beredar di semua pasar tradisional Kota Surabaya mengandung bahan asam boraks.


Yang mengejutkan, kata Fadjar, kerupuk mengandung boraks itu diklaim lolos uji kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Namun, Fadjar dan anggota tim peneliti lainnya meragukan cap Kementerian Kesehatan RI di bungkus kerupuk itu asli.


“Cap itu tidak mempunyai dasar hukum kuat alias buatan pengusaha semata,” kata dia saat konferensi pers di Unitomo, Jumat 4 Oktober 2013.


Asam boraks yang terkandung dalam kerupuk bisa memicu berbagai penyakit seperti liver, gagal ginjal, gangguan sistem syaraf, kerja otak terganggu dan disfungsi ereksi.


Namun Fadjar menolak memberikan data 13 kerupuk berbahaya tersebut.


Advertising
Advertising

Anggota tim peneliti, Arlin Besari, mengatakan timnya sengaja meneliti kerupuk dari kelompok non protein. Sebab, harga kerupuk non protein lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat bawah. Cara membuatnya pun hanya menggunakan tepung tapioka ditambahi penyedap rasa, tanpa menggunakan kandungan protein yang terdapat dalam daging.


Cara menguji kandungan asam borak dalam kerupuk cukup memakai kertas saring yang sudah direndam dengan air kunyit. Kertas akan berubah warna menjadi kuning karena mengandung asam kurkuma. Sementara sampel kerupuk direndam dengan air mineral dalam tempo minimal 15 menit.


Setelah itu, kertas saring yang berwarna kuning dicelupkan ke air mineral yang mengandung kerupuk non protein. Hasilnya, warna kertas saring yang kuning, berlahan berubah jadi merah. "Pertemuan kandungan asam kurkuma dengan asam boraks menghasilkan senyawa warna merah. Jika tidak ada boraks, kertas saring tadi tetap kuning," kata Arlin.

Arlin menduga perajin kerupuk non protein lebih suka pakai boraks untuk bahan pengawet dan menambah renyah karena harga asam boraks sangat murah dan dijual bebas. Asam boraks kemasan 100 gram misalnya, dijual seharga Rp 5 ribu.


Selain asam boraks, kata Arlin, ada cara lain agar kerupuk tetap renyah dan sehat. Ia menyebutkan bahan seperti Sodium Tropolifosfat, air jamur merang dan ekstrak rumput laut, mampu menggantikan asam borak dan realtif aman bagi kesehatan. "Asam boraks harganya murah, makanya kerupuk yang dijual juga murah. Kalau kerupuk protein, seperti kerupuk udang dan ikan, harganya mahal, biasanya enggak pakai boraks," katanya.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

Badan POM Beri Izin Kalbe Farma Edarkan Obat Anemia Efepoetin Alfa

26 Oktober 2023

Badan POM Beri Izin Kalbe Farma Edarkan Obat Anemia Efepoetin Alfa

Studi ini juga dilakukan di Eropa dan Asia untuk mendukung perluasan izin edar obat bagi pasien cuci darah dan non-dialisis.

Baca Selengkapnya

Temuan Zat Pemicu Kanker, YLKI Minta BPOM Periksa Kandungan Indomie

26 April 2023

Temuan Zat Pemicu Kanker, YLKI Minta BPOM Periksa Kandungan Indomie

YLKI berharap BPOM dapat memastikan apakah mi instan yang dijual di Taiwan juga beredar di Indonesia dan mengandung cemaran etilen oksida.

Baca Selengkapnya

BPOM dan Kominfo Pantau Penjualan Online Obat yang Mengandung EG dan DEG

23 Oktober 2022

BPOM dan Kominfo Pantau Penjualan Online Obat yang Mengandung EG dan DEG

BPOM menyatakan selalu melakukan patroli siber karena maraknya penjualan produk obat yang tidak aman.

Baca Selengkapnya

BPOM Catat 133 Obat Sirup Tidak Mengandung EG dan DEG, Aman Sepanjang Sesuai Aturan

23 Oktober 2022

BPOM Catat 133 Obat Sirup Tidak Mengandung EG dan DEG, Aman Sepanjang Sesuai Aturan

BPOM menduga cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol berasal dari empat bahan tambahan yang digunakan dalam obat sirup.

Baca Selengkapnya

Bio Farma Targetkan Vaksin Indovac Lolos Izin BPOM September 2022

22 Agustus 2022

Bio Farma Targetkan Vaksin Indovac Lolos Izin BPOM September 2022

Bio Farma menargetkan vaksin Indovac memperoleh izin penggunaan darurat dari Badan POM pada awal September 2022.

Baca Selengkapnya

Pesan IDI dan BPOM dalam Memilih Kemasan Plastik Makanan

12 Agustus 2022

Pesan IDI dan BPOM dalam Memilih Kemasan Plastik Makanan

Masyarakat diminta memperhatikan label pada kemasan plastik makanan dan minuman sebagai investasi kesehatan untuk jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Tepis Isu MS Glow Produk Abal-Abal dan Repacking, Kosme: Tidak Benar

27 Maret 2022

Tepis Isu MS Glow Produk Abal-Abal dan Repacking, Kosme: Tidak Benar

Produk perawatan kulit MS Glow milik Crazy Rich Malang Gilang Widya Permana dan Shandy Purnamasari belakangan ini ramai dipertanyakan keasliannya.

Baca Selengkapnya

Badan POM Perketat Pengawasan Produk Kosmetik dan Jamu Tak Berstandar Mutu

16 Maret 2022

Badan POM Perketat Pengawasan Produk Kosmetik dan Jamu Tak Berstandar Mutu

Badan POM berupaya menekan peredaran produk kosmetik dan jamu yang diproduksi tidak sesuai standar mutu dan keamanan.

Baca Selengkapnya

Vaksin Booster Sinopharm Tersedia di 350 Klinik Kimia Farma

16 Februari 2022

Vaksin Booster Sinopharm Tersedia di 350 Klinik Kimia Farma

Sebanyak 350 klinik Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia siap melaksanakan vaksinasi lanjutan atau booster dengan vaksin Sinopharm,

Baca Selengkapnya

Simak, Ini Efikasi dan Keamanan Vaksin Pfizer di Indonesia

28 Agustus 2021

Simak, Ini Efikasi dan Keamanan Vaksin Pfizer di Indonesia

Vaksin Pfizer yang telah diterbitkan oleh BPOM RI terbukti efektif dan aman digunakan.

Baca Selengkapnya