Kelompok Status Quo yang Akan Menyingkirkan JIL

Reporter

Editor

Kamis, 25 November 2004 00:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Slamet Thohari menilai pernyataan KH Mas Subadar merupakan ungkapan dari kelompok orang tua yang tidak menghendaki perubahan di tubuh Nahdlatul Ulama. ?Mereka kelompok status quo di NU dan dalam tradisi NU tidak ada kata NU harus bersih dari ini dan itu,? kata Slamet yang jadi pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia cabang Sleman, Yogyakarta, Jumat (26/11) . Pernyataan Slamet itu mengomentari usulan KH Mas Subadar, bahwa NU harus bersih dari tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL). Kyai Mas Subadar yang kini memimpin pondok pesantren di Pasuruan, Jawa Timur, merujuk nama Koordinator JIL Ulil Absar Abdala yang pikiran-pikirannya dianggap keluar dari Quran dan Sunah. Menurut Slamet Thohari yang aktif di Komunitas Islam Utan Kayu, pernyataan Kyai Subadar hanya memanfaatkan moment politik menjelang Muktamar NU ke-31 di Boyolali, akhir November ini. ?Bagi saya Muktamar NU adalah medan pertempuran makna terhadap NU. Bagaimana cara pandang tentang agama, arah politik dan sebagainya,? ujarnya.Menanggapi pertentangan yang mencuat antara GusDur dan Hasyim Muzadi, Slamet menyikapi hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa saja. "Gus Dur dan Hasyim adalah dua kubu yang berbeda dalam memaknai NU. Seorang GusDur barangkali akan lebih sepakat dengan makna NU dalam ranah civil society, sedang Hasyim lebih pada politik," ujarnyaMeskipun begitu belum tentu juga karena pada level tertentu NU tidak bisa lepas dari pergulatan politik. Menurutnya, civil society dan politik merupakan dialektika yang akan terus berlanjut, meskipun akhir-akhir ini NU dibawa ke politik. Slamet melihat, saat ini NU didominasi kelompok-kelompok yang bukan dari golongan 'Gus'. Jumlah mereka yang bukan dari golongan 'Gus' memang besar, tapi tidak sadar bagaimana menyalurkan kekuatan tersebut. ?Mereka berhasil menggusur dominasi 'Gus'. Tetapi sayangnya NU sekarang bukanlah sebuah kekuatan yang besar karena kyai-kyai hanya bisa kasih fatwa-fatwa,?. ujarnya. Tapi ketika ada penggusuran, ada penindasan para kyai itu bungkam tidak bisa memberi fatwa. ?Baru ketika ada rebutan politik saja mereka berfatwa, misal dalam pemilihan presiden kemarin," ungkap Slamet yang menjadi mahasiswa filsafat UGM.Agus Supriyanto?Tempo

Berita terkait

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas

Baca Selengkapnya

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

5 Maret 2023

Pesan Yandri Susanto saat Pelantikan PC/PAC Fatayat NU

Yandri meminta Fatayat NU menjalankan dakwah dengan sejuk, sekaligus mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Selengkapnya

Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

19 Februari 2023

Lobi Menjelang Vonis Mati Ferdy Sambo

Sebelum vonis dijatuhkan, berbagai lobi dilancarkan untuk meringankan hukuman Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

Indicting Indosurya, Again

13 Februari 2023

Indicting Indosurya, Again

THE West Jakarta District Court acquitted the owner of Indosurya Saving and Loan Cooperative, Henry Surya, despite ...

Baca Selengkapnya

Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

8 Februari 2023

Saling Lapor Petinggi KPK karena Formula E

Kengototan KPK mengusut kasus Formula E berdampak pada perpecahan antar-petinggi lembaga itu.

Baca Selengkapnya

Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

10 November 2022

Zuhri, Santri Penjual Pecel Lele Lamongan yang Raih Beasiswa S3 di Cina

Ahmad Syaifuddin Zuhri, pria asal Lamongan, Jawa Timur berhasil menuntaskan studi doktoralnya di Cina berkat beasiswa pemerintah Cina.

Baca Selengkapnya

Setelah Heru Budi Sowan PBNU, PWNU DKI: Jangan Segan Komunikasi dengan Tokoh Agama Jakarta

19 Oktober 2022

Setelah Heru Budi Sowan PBNU, PWNU DKI: Jangan Segan Komunikasi dengan Tokoh Agama Jakarta

PWNU DKI Jakarta meminta agar Heru Budi Hartono tidak segan berkomunikasi, meminta pendapat dari tokoh ormas dan agama Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Pendaftaran Bantuan Pesantren Hingga Ormas, Bisa Dapat Hingga Rp 200 Juta

3 Oktober 2022

Kemenag Buka Pendaftaran Bantuan Pesantren Hingga Ormas, Bisa Dapat Hingga Rp 200 Juta

Kemenag memberikan besaran bantuan mulai dari Rp 50-200 juta. Pendaftaran ditutup hingga akhir Oktober. Simak cara dan syaratnya.

Baca Selengkapnya