Berapa Duit yang Disetor Labora ke Bos Polisi?  

Reporter

Editor

Pruwanto

Senin, 23 September 2013 10:33 WIB

Iptu Labora Sitorus anggota polisi Papua. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Brigadir Kepala (sebelumnya disebut Aipda) Labora Sitorus mengaku rutin mentransfer uang untuk petinggi kepolisian di berbagai satuan. Dari pejabat kepolisian di bawah Kepolisian Daerah Papua Barat hingga pejabat di bawah Direktorat Kepolisian Air Markas Besar Kepolisian ikut terciprat duit hasil bisnis haramnya.

Aliran duit haram tersebut pertama kali diendus oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Pusat Pelaporan mencium adanya kejanggalan dalam transaksi di sejumlah rekening milik Labora sepanjang 2007-2012.

Selama periode tersebut, total transaksi mencapai Rp 1,5 triliun. Dalam transaksi-transaksi mencurigakan ini, Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan, antara lain, menemukan adanya aliran dana ke sejumlah petinggi Kepolisian.

Daftar pejabat polisi penerima duit dicatat dengan terperinci oleh polisi beranak lima ini. Daftarnya sudah diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia berharap Komisi menelusuri setiap pejabat yang pernah menerima uang.

"Itu tidak sulit. Tidak ada yang saya sembunyikan," kata Labora kepada wartawan Tempo Bobby Chandra di sebuah tempat di Sorong, Kamis, 19 September lalu.

Penerima duit tercatat dalam daftar yang diberi judul Daftar Intertain. Dalam daftar tersebut, misalnya, Labora mencatat beberapa kali menyetor secara tunai kepada seorang petinggi di Kepolisian Daerah Papua. Jumlah yang disetor beragam, mulai dari Rp 15 juta hingga Rp 629 juta. Pada 7 Maret 2012 pukul 10.15 WIT, misalnya, Labora mengirim Rp 15 juta melalui Bank Mandiri Sorong kepada seorang perwira petinggi tersebut.

Duit Labora diduga mengalir ke rekening Kepala Polres Raja Ampat Ajun Komisaris Besar Taufik Irfan, dengan nominal rata-rata Rp 50-100 juta. Taufik membantah menerima dana haram tersebut. "Maaf, ya, sedang rapat," kata Taufik mengelak. Belakangan, ia dicopot dari jabatannya.

Aliran duit Labora juga merembes hingga ke Mabes Polri. Sejak Januari 2012 hingga April 2013, Labora rutin menyetor Rp 60 juta kepada seorang perwira tinggi Direktorat Polisi Perairan Mabes Polri. Pada 20 Februari 2012, pukul 13.18 WIT, misalnya, Labora mengirim Rp 60 juta ke rekening perwira ini melalui Bank Mandiri Sorong.

Menurut Labora, tak semua duit yang ia bagi ada bukti transfer. Sebab, sebagian besar transaksi dilakukan tunai. "Duit yang saya serahkan tunai lebih banyak dibanding yang melalui transfer. Ini saya lakukan setelah ada instruksi atasan," katanya.

Labora kini mendekam di sel di Kota Sorong. Ada perlakuan istimewa bagi tahanan seperti Labora: setiap orang yang mau membesuknya harus seizin Kepala Kepolisian Daerah. Wawancara lengkap dengan Labora bisa dilihat di majalah Tempo edisi 22-28 September yang terbit pekan ini.

BOBBY CHANDRA | ANANDA BADUDU

Baca:
Labora Sitorus: Saya Mau 'Dibunuh' Atasan
Labora Sitorus : Saya Dirampok Atasan

Berita terkait

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

22 September 2022

Profil Robert Priantono Bonosusatya yang Disebut Meminjamkan Jet Pribadi ke Brigjen Hendra Kurniawan

Robert Priantono Bonosusatya bukan nama baru di kalangan petinggi Polri. Namanya disebut dalam kasus rekening gendut Budi Gunawan dan proyek Korlantas

Baca Selengkapnya

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

6 Juli 2021

11 Tahun Lalu, Bom Molotov di Kantor Tempo Setelah Terbit Cover Rekening Gendut

Kantor Majalah Tempo dilempar bom molotov tak lama setelah terbit laporan utama soal rekening gendut perwira Polisi. Terjadi aksi borong majalah.

Baca Selengkapnya

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

4 Desember 2018

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

Dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang melarikan diri ke Mbua saat serangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, selamat.

Baca Selengkapnya

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

4 Desember 2018

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

Kapolda Papua mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengevakuasi pekerja proyek PT Istaka Karya yang diduga menjadi korban pembunuhan di Nduga.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

4 Desember 2018

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

Saat ini personel gabungan Polri/TNI telah diterjunkan untuk mengecek informasi dugaan pembunuhan terhadap pekerja proyek di Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

13 Juli 2018

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan polisi dan TNI sudah berkoordinasi untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah tempat di Papua.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

4 Juli 2018

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

Selain 30 polisi yang tewas, sebanyak 57 polisi terluka akibat bersinggungan dengan kelompok bersenjata di Papua.

Baca Selengkapnya

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

30 Juni 2018

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

Setelah terjadi serangkaian serangan di Papua, kepolisian menempatkan tim khusus yang berisi gabungan anggota Polri dan TNI di sejumlah daerah rawan.

Baca Selengkapnya

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

26 Juni 2018

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengaku telah mengetahui lokasi persembunyian pelaku penembakan itu.

Baca Selengkapnya

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

26 Mei 2018

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

Kepolisian meminta wartawan peliput pilkada Papua mengantisipasi kerawanan konflik selama pemilihan.

Baca Selengkapnya