Warga Kebumen Tentang Uji Coba Senjata TNI

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 18 September 2013 19:15 WIB

Anggota TNI mempersiapkan peralatan alusista yang akan di pamerkan di Kawasan Monas, Jakarta, (05/10). Dalam rangka HUT TNI ke-67, TNI akan menampilkan berbagai macam jenis senjata, tank dan halikopter pada 6-8 Oktober. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Kebumen - Uji coba senjata berat berupa meriam di kawasan pantai Urut Sewu Kebumen, Jawa Tengah, ditentang warga setempat. Mereka takut, peluru meriam akan merusak lahan pertanian milik petani. “Kami keberatan dengan uji coba senjata ini, ledakan meriam bisa merusak tanaman petani,” kata Ketua Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan, Seniman, Rabu 18 September 2013.

Meriam kaliber 105 milimeter buatan Pindad sedang diujicobakan oleh TNI Angkatan Darat. Jika ditembakkan, peluru meriam tersebut bisa meluncur hingga 10,5 kilometer.

Seniman mengatakan, uji coba tersebut sangat mengganggu petani. Saat ini, lahan yang digunakan untuk uji coba sedang ditanami berbagai macam jenis sayuran dan buah-buahan. Ia menyayangkan tak ada sosialisasi uji meriam kepada petani di daerah itu. Surat yang disampaikan oleh TNI AD pun hanya ditujukan kepada kepala desa.

Akibat uji coba itu, kata dia, petani terpaksa bertani hanya pada pagi dan malam hari. Mereka takut terkena ledakan mortir jika bertani pada siang hari. Bahkan, pada malam hari, sesekali masih terdengar suara ledakan. Petani, kata dia, lelah untuk terus menerus berhadap-hadapan dengan TNI AD. “Lahan ini kan masih dalam sengketa, mengapa ada uji coba senjata,” kata dia.

Pada April 2011, belasan petani mengalami luka berat setelah bentrok dengan TNI AD. Beberapa di antaranya menjadi tersangka. Saat itu, petani menolak adanya latihan militer di kawasan pantai itu. Kawasan Urut Sewu merupakan daerah pantai dengan panjang 22,5 kilometer. Baik petani maupun TNI AD, mengklaim daerah itu merupakan wilayah mereka.

Deputi Direktur Bidang Litbang PT Pindad, Triono Priohutomo mengatakan ujicoba amunisi meriam 105 milimeter ini meliputi uji bertahan, uji redam, uji keamanan yang dilakukan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD di Desa Setrojenar Kecamatan Buluspesantren Kebumen. “Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan sertifikasi produk sebelum bisa dipasarkan,” katanya.

Ia mengatakan, sejumlah uji coba dilakukan dengan cara menembakkan peluru meriam dalam jarak tertentu. Selain diuji oleh Tim PT Pindad, senjata tersebut juga ikut diuji oleh TNI AD. Menurut dia, meski masih dalam taraf uji coba, senjata itu sudah banyak yang memesannya. “Apalagi TNI kan melakukan latihan terus, jadi pesanan selalu ada,” katanya.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

2 Mei 2020

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memilih bertugas sebagai tentara ketimbang menteri.

Baca Selengkapnya

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

23 Juli 2018

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M. Sabrar menjelaskan soal pengangkatan menantu AM Hendropriyono, Andika Perkasa menjadi Pangkostrad.

Baca Selengkapnya

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

23 Juli 2018

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

Serah terima jabatan itu, kata KASAD Jenderal Mulyono, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran di tubuh TNI AD.

Baca Selengkapnya

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

22 Juli 2018

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

Tiga orang Letnan Dua Cpn, Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani akan menjadi juru terbang perempuan pertama di lingkungan TNI AD.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

22 Juli 2018

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

Letnan Satu Cpn Alexius Darma menceritakan pengalamannya berlatih menerbangkan Helikopter Apache AH-64E tanpa melihat.

Baca Selengkapnya

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

22 Juli 2018

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

Para teknisi belajar mengenai seluk beluk helikopter Apache selama 6 sampai 8 bulan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

21 Juli 2018

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

TNI AD mengandangkan delapan Helikopter Apache AH-64E terbarunya di Skuadron 11/Serbu, Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani.

Baca Selengkapnya

Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

21 Juli 2018

Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

Penerbang TNI AD yang telah menjalani pelatihan di Amerika selama 10 bulan sudah punya kemampuan menerbangkan Helikopter Apache.

Baca Selengkapnya

Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

21 Juli 2018

Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

Dibandrol dengan harga Rp 500 juta, helm pilot Helikopter Apache memiliki teknologi mutakhir. Apa saja?

Baca Selengkapnya